Papat
kalima pancer merupakan sebuah wacana yang perlu terus kita gali dan
kita renungkan plus bertukar fikiran dengan orang-orang tua kita yang
sudah mumpuni baik dari ilmu tahid dan ilmu rasanya. Menurut petunjuknya
papat kalima pancer itu pusatnya ada di PANCER (yaitu lubuk hati yang
paling dalam) dan PAPAT-nya adalah unsur-unsur ilahi yang kita sendiri
hak untuk mendapatkannya. Karena dengan menggunakan PAPAT itu kita bisa
selalu ingat kepada Allah Subhanahu wata’ala sebagai penguasa alam
semesta ini.
Papat yang pertama adalah nur-nya Allah (Nurullah=Cahaya dari Allah) bias dari asma-asma Allah dan sifat-sifat Allah, tanda dari PANCER-nya yaitu dalam segala sesuatu/ gerak gerik selalu BERSERAH DIRI kepada Allah dan pengakuan kita sebagai mahluknya merasa tiada daya secara ruhani dan tiada kekuatan secara jasmani kecuali hanya Allah yang memberikan gerah hidup dan kehidupan, dan berupaya untuk selalu meng-ibadahkan segala sesuatu untuk BERIBADAH kepada Allah memohon Ridho Allah, Rahmat Allah.
Papat yang kedua adalah NUR MUHAMMAD (cahaya syafa’at yang Allah cipta untuk Hambanya (Rasulullah) yang Allah mulyakan. setelah kita berserah diri kepada Allah lewat PANCER (lubuk hati yang paling dalam) ada sebuah kelembutan sebagai sebuah rahmat yang Allah berikan kepada mahluknya agar kita tunduk dan lemah lembut kepada Allah, selalu merasa sayang kepada apapun dan siapapun sebagaimana Rasulullah mempunyai perangai yang lembut dan berahlak mulia bagi semua mahluk.
PAPAT yang ketiga yaitu MALAIKAT sebagai kendaraan untuk membawa NURULLAH dan NUR MUHAMMAD tadi kedalam diri kita pada waktu kita berserah diri kepada Allah dan mengibadahkan segala sesuatu hanya untuk Allah dan fungsi malaikat ini untuk membantu memintakan permohonan ampun mendoakan kepada kita sebagai mahluk yang lemah, banyak berbuat dosa (karena manusia tempat salah dan lupa) dan nominal mereka tidak sedikit mendukung kita dalam beribadah kepada Allah.
PAPAT yang ke empat adalah KAROMAH yaitu berisi doa-doa dari para orang sholeh terdahulu (doa dari para Rasul-rasul, Nabi-nabi, dan para Auliya serta Sholihin yang telah mendahului kita) yang oleh allah diberikan kesempatan untuk membantu mendoakan segala hajat hidup kita dalam mengarungi kehidupan didunia sebagai bekal ibadah nanti kita setelah meninggal (akhirat).
Semoga Allah mengampuni kedua orang tua kita, keluarga kita, mengampuni kita, dan orang-orang yang mempunyai hak dan kewajiban atas kita yang seiman serta mengampuni sesepuh-sesepuh kita. Semoga Allah memberikan Taufiq dan hidayah kepada kita dan mereka dan semoga kita dan mereka semua dijadikan golongan dari hamba-hamba Allah yang sholeh.
ADA BEBERAPA VERSI yang menginterpretasikan JAMUS KALIMOSODO.
1. ada yang menginterpretasikan 2 kalimah syahada
2. ada yang menginterpretasikan lahirnya pancasila
3.
ada yang menginterpretasikan tokoh pewayangan pandawa lima, apakah
semua nya salah? tentu tidak…karena cara pandang setiap orang tidaklah
sama.
Hal
yang terpenting adalah jangan sampai kita kehilangan ISI/makna dari
Jamus Kalimosodo sebagai orang yang berpengertian jawa yang mendapatkan
warisan dari leluhur Jawa, pengertian jamus kalimusodo secara singkat
adalah:
Istilah jamus kalimosodo terdapat dalam kisah pewayangan baratayudha, suatu jamus/surat yang ada tulisannnya tentang pengertian/kawruh. “barang siapa mendapat kawruh ini ia akan menjadi raja/mempunyai kekuasaan yang besa. kitab ini dimiliki oleh prabu yudistira(samiaji) yang selalu menang dalam peperangan dan akhirnya masuk surga tanpa kematian…memiliki dalam hal ini adalah bukan saling berebut tetapi saling berebut memiliki makna.
Arti Kalimasada terdiri dari beberapa bagian:
Ka=
huruf/pengejaan Ka, Lima=angka 5, Sada= lidi/tulang rusuk daun kelapa
yang diartikan Selalu, Jadi kelima ini haruslah utuh(selalu 5), Kelima
unsur kalimasada teridiri dari:
1.KaDonyan(Keduniawian).
ojo
ngoyo dateng dunyo yang arti singkatnya adalah jangan mengutamakan
hal-hal yang bersifat duniawi, kebutuhan duniawi kita kejar tapi jangan
diutamakan.
2. Ka Hewanan ( sifat binatang).
ojo tumindak kaya dene hewan, cotoh:asusila. amoral, tidak beretika dll.
3. KaRobanan.
Ojo ngumbar hawa nafsu yang arti singkatnya jangan memelihra hawa nafsu…nafsu itu harus dikendalikan.
4. Kasetanan.
Ojo
tumindak sing duduk samestine yang arti singkatnya jangan bertindak
yang tidak semestinya alias gengsi, sombong( ingin seperti Gusti),
menyesatkan, berbuat licik dll.
5. KaTuhanan.
artinya kosong
Gusti
Allah iku tan keno kinoyo ngopo nanging ono yang artinya Gusti Allah
tidak dapat diceritakan secara apapun tapi toh ada. Gantharwa adalah
salah satunya yang diberikan “pusaka” mewarisi warisan dari leluhur
Jawa. Pengertian Asli dari jamus kalimosodo diatas adalah isi murni dari
pengertian sebenarnya..setiap orang boleh membungkusnya dengan bungkus
apapun tetapi jangan sampai kehilangan makna aslinya, karena pengertian
diatas adalah pengertian sebenarnya dari jamus kalimusodo.