Makna Ngalurug Tanpa Bala atau Bertempur Tanpa Pasukan
“Ngalurug tanpa Bala” atau Bertempur Tanpa Pasukan adalah merupakan sebagian kebenaran hidup yang
harus dihayati dan diamalkan, karena ungkapan ini merujuk pada istilah
berkarya dengan tangan sendiri. Tak perlu bantuan, tak perlu
teriak-teriak meminta pertolongan, karena diri pribadi sudah dapat
mengatasi apa yang dialami.
Sesungguhnya musuh
manusia adalah setan, baik setan manusia maupun setan jin, maka kepada
keduanyalah manusia harus melakukan perlawanan. Sekali lagi, setan-setan
itulah yang harus dilawan, diperangi, dan kalau bisa, dimusnahkan saja.
Dengan bekal teksd dan keberanian yang suci, maka tak ada yang tak
dapat dihancurkan, karena semua mahluk akan binasa kecuali Dzat-Nya.
Kasih sayang dapat melunakkan musuh, dapat menolong, dapat dijadikan
pelindung, dan dengan tekad asih, kita tidak akan merasa takut terhadap
siapapun dan apapun.
“Ingkang kula dalaken dede tekad pamrih, ananging tekad asih.”
Artinya, “Yang saya pergunakan bukan tekad pamrih, tapi tekad asih.”
“Anglurug tanpa bala, tanpa gaman; Ambedhah, tanpa perang tanpa pedhang.”
Maksudnnya, mengejar
(musuh) tanpa tentara, tanpa senjata; menundukkan (musuh) tanpa perang
tanpa pedang.Tak perlu teman, tak perlu senjata. Hindarilah peperangan,
pertarungan, atau kekerasan.
Yakinlah bahwa orang yang berjalan dengan membawa cinta kasih kepada
sesama mahluk akan senantiasa mendapatkan pertolongan dan perlindungan
Tuhan.
Meskipun manusia
tidak mencari masalah atau musuh, permasalahan atau musuh itu datang
dengan sendirinya dan akan meniupkan gangguan-gangguan. Akan tetapi,
permasalahan dan musuh yang ada di dalam diri kita sendiri. Tekanan
batin, penderitaan mental, atau nafsu-nafsu kotor yang menghuni lembah
diri kita itulah permasalahan dan musuh kita yang berat lagi
membahayakan, karena tak tampak tetapi dapat kita rasakan.
Nafsu-nafsu jahat
yang menghuni diri manusia bermacam-macam. Nafsu-nafsu itulah yang pada
umumnya membuat manusia menjadi sombong, kikir, dengki, jahat dan segala
bentuk sifat buruk sering bercokol dalam dirinya, sehingga kehinaan dan
kenestapaanlah yang diperoleh, bukan kemuliaan dan keselamatan. Maka,
sangat elegan jika Drs. R.M.P. Sosrokartono mencetuskan rumusan
“Ngalurug tanpa Bala” yang mempunyai muatan ajaran spiritual dalam
rangka menghalau segala bentuk keburukan yang ada didalam diri manusia,
supaya manusia tidak menjadi hina, karena barang siapa yang dikalahkan
dengan hawa nafsunya maka kehinaanlah yang akan bersanding mesra
dengannya.