This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label Manajemen. Show all posts
Showing posts with label Manajemen. Show all posts

Saturday 25 May 2013

SOSIOLOGI PEDESAAN (SOSPED)



Awalnya

            Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan sosial/bermasyarakat, yaitu ilmu pengetahuan yang secara sistematik mempelajari kelakuan sosial manusia, yang berkenaan dengan pola-pola dan proses-proses interaksi diantara individu dan kelompok, bentuk-bentuk kelompok sosial, dan pengaruh kelompok sosial terhadap kelakuan individu (suparlan. 1985 : 77)
            Sedangkan pedesaan merupakan wilayah dimana berkumpul banyak orang dalam sebuah tatanan yang mempunyai keteraturan tersendiri dengan kekayaan cirri dan corak yangb beragam. Berbeda dengan warga kota yang lebih banyak berpedoman pada kebudayaan universal, dalam masyarakat desa terlihat adanya dominasi kebudayaan suku bangsa dari warga masyarakat yang bersangkutan.

MANAJEMEN EKSPEDISI



Masyarakat luas memakai istilah ekspedisi sesuai dengan kepentingan masing-masing. Namun sebagai Organisasi yang berkecimpung di Dunia Fotografi yang tidak lepas dari alam atau dunia luar dan itu tidak bisa lepas dari salah satu kegiatan seorang fotografer. Dalam hal ini ekspedisi diartikan sebagai suatu pengalaman yang mengandung unsure penelitian, penemuan dan atau penjelajahan.
            Agar kegiatan ekspedisi dapat diterima oleh masyarakat secara luas, maka ekspedisi terasebut harus memenuhi prosedur yang benar (system manajemen ekspedisi/ekspedisi manajemen system) atau bias disebut sebagai standart operation system (SOP). SOP ini meliputi beberapa tahapan yang menentukan bobot dari pada ekspedisi tersebut. Tahapan ini antara lain :

Tuesday 14 May 2013

DISKRIPSI DAN SPESIFIKASI JABATAN



Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil analisa jabatan dapat disusun deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan (job description and job specification). Sebuah deskripsi jabatan merupakan satu pertanyaan tertulis tentang apa yang sesungguhnya dilakukan pemegang jabatan, bagaimana dia melakukannya, dan dalam kondisi apakah pekerjaan itu dijalankan.
Deskripsi jabatan bukan sekedar menjelaskan tentang suatu jabatan, akan tetapi juga menjelaskan lebih lanjut tentang tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, wewenang dan sebagainya. Dengan demikian, diharapkan setiap karyawan/pegawai yang memangku jabatan tersebut akan memahami batas-batas antara lain dari tugas-tugas, tanggung jawab serta wewenangnya. Hal ini tentu untuk menghindari terjadinya overlapping antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lainnya.

METODE ANALISIS JABATAN



Untuk memperolah informasi analisis pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Metode yang umum digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah observasi, wawancara, dan angket.
1.    Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan mengamati individu yang melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk menguraikan tugas dan kewajiban yang dilakukannya. Metode observasi sangat tepat jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan metode observasi memungkinkan analisis dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak seharusnya analis mengamati secara kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu. Penggunaan work sampling dan employee diary/log.

PROSES ANALISA JABATAN



Mathis and Jackson (2000), mengembangkan lima tahapan dalam proses analisa jabatan yang harus diadakan dengan suatu cara yang efektif. Lima tahapan itu nampak dalam gambar 1.1

Gambar 1.1
Tahapan Dalam Proses Analisa Jabatan

PLANNING THE JOB ANALYSIS
  1. Identify objective of job analysis
  2. Obtain top management support
 

PREPARING AND COMMUNICATION THE JOB ANALYSIS
  1. Identify job and methdology
  2. Review existing job documentation
  3. Communicate process to manager and employees
 


CONDUCTING THE JOB ANALYSIS
  1. Gather job analysis data
  2. Review and compile data
 


DEVELOPING JOB DESCRIPTION AND JOB SPECIFICATION
  1. Draft job descriptions and specification
  2. Review draft with manager and employees
  3. Identify recommendations
  4. Finalize job/description and recomendations
 



MAINTANNING AND UPDATING JOB DESCRIPTION AND JOB SPECIFICATION
  1. Update job description and specifications as organization changes
  2. Periodically review all jobs
 


MANFAAT ANALISIS JABATAN



Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat bergantung pada informasi yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu, informasi dari analisis jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.    Untuk keperluan penarikan dan seleksi.
Penarikan dan seleksi karyawan dapat dilaksanakan apabila manajemen sudah mendapatkan gambaran yang jelas tentang jenis dan karakteristik pekerjaaan. Dengan memahami karakteristik pekerjaan maka akan dapat ditetapkan siapa personel yang tepat untuk memangku jaabatan tertentu tersebut.
2.    Untuk keperluan kompensasi.
Besarnya gaji atau upah karyawan bergantung pada pekerjaan apa yang mereka lakukan dalam organisasi. Bagi karyawan yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi tentu akan memperoleh gaji yang lebih besar disbanding dengan karyawan yang hanya memiliki keterampilan dan pendidikan terbatas.

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS JABATAN



Perkembangan organisasi dan perubahan struktur dalam organisasi menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan baru semakin meningkat. Sebelum organisasi melakukan seleksi terhadap karyawan yang akan menduduki jabatan yang baru, maka manajer sumber daya manusia perlu mengetahui dan mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan dilakukan dan bagaimana pekerjaan dilakukan serta jenis personal yang bagaimana yang layak menduduki pekerjaan tersebut. Dalam hal ini, organisasi perlu menetapkan standar-standar pekerjaan dan kriteria keterampilan, pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan.

Wednesday 13 March 2013

Manajemen organisasi, Sebuah pelajaran dari Sapu Lidi



Dari daun kelapa yang hijau dan kuat dihasilkan batang-batang lidi nan semampai. Mereka di petik dari pelepah kelapa satu persatu, dikerat, dihaluskan dari sisa daun yang menempel menjadi lidi-lidi kokoh dan halus. Lidi-lidi itu disusun rapi menyerupai barisan yang rapat. Batang yang besar ada di atas, batang yang meruncing ada di bawah. Ada yang kekar, namun ada pula yang kurus. Lidi-lidi itu harus diikat menjadi satu kesatuan solid agar dapat menjadi kumpulan lidi yang kuat, berubah bentuk guna menjadi sapu lidi untuk membersihkan sampah-sampah di kebun. 

Untuk memudahkan penyapu, sapu lidi dilengkapi dengan sebatang tongkat yang diselipkan di tengah-tengah kumpulan lidi. Tongkat itu memanjang menyembul keluar memberikan arah bagi sapu lidi kepada daerah yang ingin dibersihkan. Selain sebagai penguat kumpulan lidi, tongkat menjadi tempat bergantung bagi kumpulan lidi agar dapat bertahan dari benturan dan gesekan gerakan menyapu. Caranya dengan mengikat kumpulan lidi dengan ikatan kuat di sekeliling tongkat. Sebuah ikatan yang membuat lidi-lidi memiliki kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan. Maka menyapu kebun luas tidak menjadi masalah, membersihkan sampah berserakan adalah pekerjaan mudah. Menghardik ularpun dapat dilakukan demi menjaga keamanan kebun.
Ketika menyapu ada beberapa lidi yang patah, ada beberapa lidi yang copot dari ikatan. Itu merupakan hal wajar karena pekerjaan menyapu akan mengorbankan beberapa lidi sebagai bukti betapa besarnya tugas untuk menyapu kebun yang luas. 

Tapi kini beberapa lidi berusaha memisahkan diri dari ikatan. Mereka tercerai membentuk kesatuan lidi baru diluar ikatan besar. Walau hanya terdiri dari beberapa lidi, ikatan-ikatan kecil itu mengklaim bahwa merekalah kumpulan lidi yang paling kuat, memiliki kemampuan untuk menggantikan tugas ikatan besar dalam menyapu kebun. Ikatan-ikatan kecil lidi saling bangga terhadap ikatan barunya, mengaku sebagai titisan dari ikatan sapu lidi besar, tetapi merasa bahwa ikatan yang besar dahulu sudah tidak mampu lagi untuk dapat membenahi kebun luas. Mereka mengatakan bahwa menyapu dengan ikatan besar sudah tidak cocok lagi dengan tuntutan zaman dan metode menyapu mutakhir. 

Mengapa harus menempel dalam sebuah ikatan saja, bukankah bebas untuk menjadi ikatan baru? Bukankah pekerjaan menyapu juga dapat dilakukan oleh ikatan-ikatan kecil? Berikan hak bagi para lidi untuk menentukan sikap? Bukankah banyak jalan menuju Roma? Sanggahan seperti itu acap muncul dari ikatan-ikatan kecil baru. 

Karena mereka sudah tercerai menjadi ikatan-ikatan kecil baru, maka pekerjaan menyapu kebun yang luas menjadi kacau tak terkendali. Kebun penuh dengan sampah-sampah menggunung. Daun-daun terus berguguran tanpa disadari untuk dibersihkan. Kebun akan dipenuhi oleh ikatan-ikatan kecil yang sibuk saling menyapu dengan arah tak menentu. Sementara tiap ikatan saling menghujat, saling menghina ikatan lain, memfitnah lidi lain agar bergabung dalam ikatan barunya. Jika ada lidi yang mengingatkan mereka untuk tidak menjadi ikatan baru, lidi itu akan dicap sebagai lidi liar, lidi yang sesat karena tidak memakai cara terkini dalam menyapu kebun. Padahal ingatan itu bukan untuk menjatuhkan ikatan-ikatan kecil, tetapi mengajak kembali bergabung untuk melakukan pekerjaan dasar besar untuk menyapu kebun yang luasnya tidak mungkin dibersihkan oleh ikatan-ikatan kecil.

“Wahai para lidi! Marilah kita kembali bersatu dalam sebuah ikatan semula. Marilah kita jalankan metode menyapu yang awal. Marilah kita saling berpegang pada tongkat yang satu. Jangan terpecah-pecah, karena berapapun kekarnya kalian, tidak akan dapat menyelesaikan tugas yang berat ini jika bekerja dengan cara sendiri-sendiri. Bukankah kita berasal dari pohon yang sama? Bukankah kita diberikan tugas yang sama? Mengapa sekarang kita berpisah hanya karena kebanggaan dan kesombongan ikatan? Ayo kita bergabung untuk menyelesaikan tugas besar yang utama. Kita akan menghadapi segunung daun pepaya kering, bertumpuk pelepah pisang busuk, beribu kecoa liar. Tanpa adanya kesamaan dan kesatuan, kita tidak akan kuat menghadapi berbagai tantangan…” Begitulah seruan lidi-lidi yang masih memiliki semangat integral untuk menyatukan kembali perpecahan yang terjadi. 

Walau lidi-lidi adalah batangan kuat dan elok, tetapi jika tidak bersatu, maka itu hanya akan menghasilkan ikatan-ikatan kecil baru yang saling bangga dengan ikatannya. Jika demikian, maka fungsi lidi bukan lagi menjadi pembersih kebun luas, bukan lagi sebagai penyapu handal, tetapi hanyalah sebatas kumpulan yang mudah dipatahkan, mudah ditindas oleh lidi lain yang lebih kuat, dan hanya akan menjadi sampah baru dalam kebun yang ingin dibersihkan.

Manajemen Bisnis Nabi Muhammad SAW

Sebagai Rasul terakhir Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya).

Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh
para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu memeliharanya.

Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya
sendiri