BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Iklan
selalu hidup dan berada kapan saja dan di mana saja dalam kehidupan
kita. Benyamin Franklin adalah orang pertama yang memperkaya informasi
iklan dengan menambah ilustrasi sehingga efek iklan semakin kuat (Ferry
Darmawan, 2005: 103-114). Di Indonesia, pada masa perkembangannya,
bentuk iklan bersandar pada bahasa verbal yang tertulis dan tercetak. Kekuatan
utama iklan terletak pada bahasa, gambar, serta penggarapan kreatif
tata letaknya. Setiap pengiklan selalu menginginkan agar produk yang
dipromosikan laku. Sebab efek langsung dan cepat terhadap penjualan
menjadi salah satu ukuran keberhasilan iklan. Dalam rangka memenuhi
maksud tersebut, maka di dalam memproduksikan sebuah iklan, bahasa dan
gambar atau ilustrasi hendaknya digarap secara cermat. Karena pada
dasarnya iklan berperan penting dan sangat mempengaruhi proses pemasaran
dan hasil penjualan suatu produk. Kunci kesuksesan sebuah iklan
terletak pada kreativitas orang-orang yang terlibat dalam proses
pembuatannya. (Siminto, 2004) Sebuah iklan diciptakan dengan
memperhitungkan secara cermat aspek keberterimaan oleh masyarakat umum.
Berbagai
jenis layanan operator selular telah hadir di Indonesia. Tentu saja
media promosi yang digunakan melalui media untuk menyakinkan pengguna
handphone selular yang berlomba dapat meyakinkan pemirsa bagaimanapun
caranya. Proses penyampaian sesuatu hal yang dilakukan melalui media
untuk kepraktisan hidup. Hal itu diharapkan masyarakat menggunakan jasa
operator yang telah mereka tawarkan. Perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi menjaring semua lapisan masyarakat, mulai dari;
anak-anak, remaja, pemuda, dan orang tua.
Dengan
peluang jejaring yang demikian, perusahaan operator selular menawarkan
beragam keunggulan dalam mencari pelanggan mereka. Beragam keunggulan
yang ditawarkan oleh perusahaan operator selular disampaikan melalui
bahasa. Bahasa yang memikat dengan pilihan kata yang kreatif selalu
dimanfaatkan oleh perusahaan operator selular dalam menjaring kaum
remaja yang berperan sebagi pengguna layanan kartu selular.
Dalam
tulisan yang muncul dalam iklan, setiap kalimat adalah suatu pernyataan
yang bisa diuji ulang, dicari relevansinya dengan kenyataan yang diacu
dan diusut arah logikanya secara berulang-ulang guna menguji
koheren-sinya. Akan tetapi, bahasa yang dipergunakan dalam iklan di
media massa dan elektronik seringkali tidak sesuai dengan kaidah bahasa
yang baik dan benar.
Iklan
memerlukan tampilan yang dikemas dengan bahasa membumi, kontekstual,
dan ‘gaul’. Kondisi ini yang menye-babkan ada keprihatinan pada banyak
kalangan. Ada yang berpendapat bahwa bahasa iklan tidak mesti sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi belum ada
kriteria bagaimana sebaiknya bahasa iklan tersebut.
Pengembangan
laras bahasa iklan menjadi daya tarik untuk tujuan ekonomi dalam ranah
advertising. Selain itu, diharapkan melalui pene-laahan yang mendalam
eksistensi bahasa iklan memberikan informasi yang positif yang dapat
mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku yang dapat menyadarkan
masyarakat untuk dapat memilah mana yang diperlukan sehing-ga tidak
berperilaku konsumtif.
Sebagai bagian dari pengungkapan ide, Iklan operator seluler harus
memiliki kesatuan atau keutuhan wacana atau tulisan yang dapat
mencerminkan ide atau permasalahan yang ingin diungkapkan oleh penulis sehingga informasi atau hal-hal yang ingin diungkapkan oleh kreator iklan dapat dimengerti dengan mudah oleh masyarakat yang tertidri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda.