Saturday, 25 May 2013

SOSIOLOGI PEDESAAN (SOSPED)



Awalnya

            Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan sosial/bermasyarakat, yaitu ilmu pengetahuan yang secara sistematik mempelajari kelakuan sosial manusia, yang berkenaan dengan pola-pola dan proses-proses interaksi diantara individu dan kelompok, bentuk-bentuk kelompok sosial, dan pengaruh kelompok sosial terhadap kelakuan individu (suparlan. 1985 : 77)
            Sedangkan pedesaan merupakan wilayah dimana berkumpul banyak orang dalam sebuah tatanan yang mempunyai keteraturan tersendiri dengan kekayaan cirri dan corak yangb beragam. Berbeda dengan warga kota yang lebih banyak berpedoman pada kebudayaan universal, dalam masyarakat desa terlihat adanya dominasi kebudayaan suku bangsa dari warga masyarakat yang bersangkutan.

            Dengan demikian, sosiologi pedesaan merupakan ilmu yang mempelajari perilaku sosial masyarakat pedesaan, yang mencakup banyak aspek yang antara lain adalah norma/adat, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Ciri menonjol yang ada pada masyarakat pedesaan –masa lalu- adalah tertutup, artinya  apapun yang dating dari luar adalah sesuatu yang harus ditolak, karena dianggap dapat merusak dan mengganggu keteraturan yang sudah berjalan sejak lama. Namun seiring dengan laju perkembangan zaman sekaligus tingkat pendidikan yang mereka peroleh, sedikit demi sedikit ketertutupan itu pudar. Bahkan tidak sedikit penduduk desa, terutama pemuda yang mencari penghasilan ke kota akhirnya pulang dengan membawa perubahan. Ini yang tidak jarang mempengaruhi sebagian pranata sosial masyarakat desa, terutama kaum mudanya.

Mengapa sosiologi pedesaan
            Kegiatan fotografi tidak lepas dengan kegiatan alam bebas yang tentunya lebih banyak bersinggungan dengan masyarakat desa. Hal ini kita lihat beberapa kegiatan, misalnya Hunting alam, ekspedisi bahkan penelitian terhadap sebuah system dalam masyarakat. Kegiatan tersebut sudah pasti akan melibatkan masyarakat desa baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perlulah kita ketahui tentang kondisi yang menyangkut kehidupan masyarakat tersebut, terutama menghadapi pergaulan dan bagaimana mengadakan komunikasi agar tidak terjadi kesalah pahaman, meskipun terkadang sebuah keyakinan yang di anut masyarakat desa bertentangan dengan pemahaman kita.
            Ada beberapa cirri dalam perilaku masyarakat pedesaan diantaranya, yaitu : Gotong royong, yang mana jiwa gotong royong ini mengandung 3 aspek, yaitu :
1.         Setiap orang harus sadar bahwa dalam hidupnya pada hakekatnya ia selalu tergantung kepada sesamanya, sebab itu ia harus selalu berusaha memelihara hubungan baik dengan sesama
2.         Setiap orang harus bersedia membantu sesamanya
3.         Orang harus bersifat konform, artinya sebaiknya jangan berusaha untuk menonjol melebihi yang lain dalam masyarakat
            Ketiga aspek pemikiran tersebut mengandung pemahaman yang sangat luas, pada aspek pemikiran pertama bukan mengandung makna anti kemandirian, sebab bagaimanapun juga manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia, dan lingkungan masyarakat. Disinilah sebenarnya dapat kita tangkap makna tolong-menolong antar sesama, saling membutuhkan dan saling menguntungkan (simbolis mutualisme) sekaligus bahwa kita ternyata kita hidup tidak sendirian (kalau tidak menolong, ya ditolong). Begitu juga aspek ketiga yang mengandung pehaman bahwa kita hidup dengan banyak orang, jangan sampai dengan penampilan kita, orang lain merasa cemburu (kecemburuan sosial).

 

Akhirnya

            Dalam pergaulan hidup perlu adanya tatanan atau aturan yang meskipun tidak tertulis diharapkan mampu menjadikan perilaku manusia harmonis antara mana kepentingan sendiri dan mana kepentingan bersama, mana hak dan mana kewajiban, menghormati mana yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Selamat berjuang ………………………… kawan !!!