Dari daun kelapa yang hijau dan kuat dihasilkan
batang-batang lidi nan semampai. Mereka di petik dari pelepah kelapa satu
persatu, dikerat, dihaluskan dari sisa daun yang menempel menjadi lidi-lidi
kokoh dan halus. Lidi-lidi itu disusun rapi menyerupai barisan yang rapat.
Batang yang besar ada di atas, batang yang meruncing ada di bawah. Ada yang
kekar, namun ada pula yang kurus. Lidi-lidi itu harus diikat menjadi satu
kesatuan solid agar dapat menjadi kumpulan lidi yang kuat, berubah bentuk guna
menjadi sapu lidi untuk membersihkan sampah-sampah di kebun.
Untuk memudahkan penyapu, sapu lidi dilengkapi dengan
sebatang tongkat yang diselipkan di tengah-tengah kumpulan lidi. Tongkat itu
memanjang menyembul keluar memberikan arah bagi sapu lidi kepada daerah yang
ingin dibersihkan. Selain sebagai penguat kumpulan lidi, tongkat menjadi tempat
bergantung bagi kumpulan lidi agar dapat bertahan dari benturan dan gesekan
gerakan menyapu. Caranya dengan mengikat kumpulan lidi dengan ikatan kuat di
sekeliling tongkat. Sebuah ikatan yang membuat lidi-lidi memiliki kekuatan
dalam menghadapi berbagai tantangan. Maka menyapu kebun luas tidak menjadi
masalah, membersihkan sampah berserakan adalah pekerjaan mudah. Menghardik
ularpun dapat dilakukan demi menjaga keamanan kebun.
Ketika menyapu ada beberapa lidi yang patah, ada beberapa
lidi yang copot dari ikatan. Itu merupakan hal wajar karena pekerjaan menyapu
akan mengorbankan beberapa lidi sebagai bukti betapa besarnya tugas untuk
menyapu kebun yang luas.
Tapi kini beberapa lidi berusaha memisahkan diri dari
ikatan. Mereka tercerai membentuk kesatuan lidi baru diluar ikatan besar. Walau
hanya terdiri dari beberapa lidi, ikatan-ikatan kecil itu mengklaim bahwa
merekalah kumpulan lidi yang paling kuat, memiliki kemampuan untuk menggantikan
tugas ikatan besar dalam menyapu kebun. Ikatan-ikatan kecil lidi saling bangga
terhadap ikatan barunya, mengaku sebagai titisan dari ikatan sapu lidi besar,
tetapi merasa bahwa ikatan yang besar dahulu sudah tidak mampu lagi untuk dapat
membenahi kebun luas. Mereka mengatakan bahwa menyapu dengan ikatan besar sudah
tidak cocok lagi dengan tuntutan zaman dan metode menyapu mutakhir.
Mengapa harus menempel dalam sebuah ikatan saja, bukankah
bebas untuk menjadi ikatan baru? Bukankah pekerjaan menyapu juga dapat
dilakukan oleh ikatan-ikatan kecil? Berikan hak bagi para lidi untuk menentukan
sikap? Bukankah banyak jalan menuju Roma? Sanggahan seperti itu acap muncul
dari ikatan-ikatan kecil baru.
Karena mereka sudah tercerai menjadi ikatan-ikatan kecil
baru, maka pekerjaan menyapu kebun yang luas menjadi kacau tak terkendali.
Kebun penuh dengan sampah-sampah menggunung. Daun-daun terus berguguran tanpa
disadari untuk dibersihkan. Kebun akan dipenuhi oleh ikatan-ikatan kecil yang
sibuk saling menyapu dengan arah tak menentu. Sementara tiap ikatan saling
menghujat, saling menghina ikatan lain, memfitnah lidi lain agar bergabung
dalam ikatan barunya. Jika ada lidi yang mengingatkan mereka untuk tidak
menjadi ikatan baru, lidi itu akan dicap sebagai lidi liar, lidi yang sesat
karena tidak memakai cara terkini dalam menyapu kebun. Padahal ingatan itu
bukan untuk menjatuhkan ikatan-ikatan kecil, tetapi mengajak kembali bergabung
untuk melakukan pekerjaan dasar besar untuk menyapu kebun yang luasnya tidak mungkin
dibersihkan oleh ikatan-ikatan kecil.
“Wahai para lidi! Marilah kita kembali bersatu dalam sebuah
ikatan semula. Marilah kita jalankan metode menyapu yang awal. Marilah kita
saling berpegang pada tongkat yang satu. Jangan terpecah-pecah, karena berapapun
kekarnya kalian, tidak akan dapat menyelesaikan tugas yang berat ini jika
bekerja dengan cara sendiri-sendiri. Bukankah kita berasal dari pohon yang
sama? Bukankah kita diberikan tugas yang sama? Mengapa sekarang kita berpisah
hanya karena kebanggaan dan kesombongan ikatan? Ayo kita bergabung untuk
menyelesaikan tugas besar yang utama. Kita akan menghadapi segunung daun pepaya
kering, bertumpuk pelepah pisang busuk, beribu kecoa liar. Tanpa adanya
kesamaan dan kesatuan, kita tidak akan kuat menghadapi berbagai tantangan…”
Begitulah seruan lidi-lidi yang masih memiliki semangat integral untuk
menyatukan kembali perpecahan yang terjadi.
Walau lidi-lidi adalah batangan kuat dan elok, tetapi jika
tidak bersatu, maka itu hanya akan menghasilkan ikatan-ikatan kecil baru yang
saling bangga dengan ikatannya. Jika demikian, maka fungsi lidi bukan lagi
menjadi pembersih kebun luas, bukan lagi sebagai penyapu handal, tetapi
hanyalah sebatas kumpulan yang mudah dipatahkan, mudah ditindas oleh lidi lain
yang lebih kuat, dan hanya akan menjadi sampah baru dalam kebun yang ingin
dibersihkan.