Tuesday 12 March 2013

Aspek Keberhasilan Memotret



Membuat suatu foto yang berhasil dan baik memang bisa dilakukan melalui berbagai hal. Satu hal yang paling sering dikumandangkan adalah dengan keahlian mempergunakan berbagai fasilitas kamera yang canggih serta teknis pemotretannya. Tetapi sesungguhnya tidak hanya melalui keahlian mempergunakan kamera dan kemampuan teknis fotografis saja seorang pemotret dapat menciptakan foto yang indah dan berhasil. Keberhasilan membuat foto yang baik itu juga terjadi karena berbagai aspek dan itu semua dapat kita pelajari serta telusuri asal-muasalnya.

Suatu saat kita sebagai pemotret mungkin gagal melakukan pemotretan atau mungkin kecewa pada suatu hasil yang sebelumnya kita perkirakan baik tapi nyatanya tidak. Maka yang harus segera dilakukan adalah menelaah dan mencari tahu penyebab terjadinya hambatan atau kekurangan dalam pemotretan serta penyebab ketidakberhasilan foto tersebut.

Pengertian berhasil atau tidaknya suatu foto itu sendiri sesungguhnya sangat relatif. Jika kita mengacu pada disiplin ilmu dalam bidang fotografi maka keberhasilan membaut foto yang baik dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek yang mendukungnya.

Keterampilan
Dalam hal ini adalah keterampilan menggunakan peralatan fotografi merupakan suatu aspek urutan teratas dalam hal penciptaan foto. Keterampilan ini saat sekarang bergantung pada kemampuan seorang pemotret menggunakan suatu alat, karena perkembangan fotografi sudah sedemikian maju dan segalanya serba komputer. Kemampuan seorang pemotret menggunakan suatu alat pastilah akan punya andil dalam menghasilkan suatu pemotretan yang baik.

Ada beberapa hal yang mempengaruhinya , di antaranya adalah: perasaan suka pada fotografi. Bila perasaan seperti itu ada maka tak akan banyak terjadi halangan yang merintangi dalam penciptaan foto. Setidaknya dengan adanya perasaan suka maka seseorang akan terus berusaha menggeluti dan bersemangat meningkatkan kemampuannya di bidang fotografi.

Hal lain adalah "jam terbang" atau lamanya seseorang menggeluti fotografi. Paham, tahu dan terampil dalam mengoperasikan peralatan karena terbiasa, sehingga sekalipun seorang pemotret harus melakukan pemotretan dengan menggunakan sebuah kamera yang tidak terlalu canggih, ia akan tetap mampu menghasilkan foto yang baik.

Seperti pada event olahraga, maka hanya pemotret yang telah berpengalaman dan terbiasa menggunakan peralatan serta terampil yang akan sukses menuai keberhasilan. Keterampilan mengoperasikan peralatan telah mendukung ke arah keberhasilan. Berarti sukses di sini bukan berasal dari kecanggihan alat yang digunakan.

Selera Seni
Jiwa seni juga merupakan aspek lain dalam hal penciptaan gambar. Akan tetapi karena selera seni itu bersifat abstrak, tak tampak pada seseorang, maka setidaknya selera seni menjadi aspek selanjutnya setelah seseorang menguasai atau terampil dalam menggunakan peralatan.

Bahwa setiap orang sesungguhnya selalu memiliki selera seni akan tetapi kadarnya tentulah berbeda-beda. Akan halnya seseorang yang telah terampil menggunakan peralatan kamera tidak banyak berarti dalam penciptaan foto jika tidak dibarengi dengan selera seni yang baik. Hasil foto akan menjadi biasa saja tak ada ubahnya seperti pandangan mata. Padahal fotografi juga merupakan suatu media seni tempat mengekspresikan suatu pikiran seperti halnya lukisan.

Bagi seorang pemula, khusus mengenai selera seni ini sebaiknya terus ditingkatkan bila berharap dapat menciptakan foto yang baik dan berhasil. Mungkin dengan cara memperhatikan berbagai foto yang ada atau belajar dari berbagai buku fotografi, majalah dan refrensi lain serta giat membuat foto eksperimen dan memperhatikan foto-foto seniornya.

Seperti telah kita ketahui bahwa sesungguhnya seseorang itu selalu memiliki selera seni. Dan karenanya hanya dengan terus belajar dan mengasah keterampilan yang dimiliki maka selera seni otomatis akan membaik dan muncul ke permukaan. Selera seni ini akan mempengaruhi seseorang atau pemotret dalam memutuskan sudut pandang pemotretan. Apakah pemotretan harus dilakukan dari arah depan, samping bawah atau mungkin atas. Sehingga mampu menghasilkan foto spektakuler dan indah atau berhasil.

Selain itu selera seni juga akan menjadikan seseorang pandai memutuskan kapan saat-saat yang tepat sesuai pertimbangan komposisi, pencahayaan, warna dan berbagai hal untuk menjadikan sebuah foto lebih indah dari aslinya. Dengan selera seni yang baik lokasi pemotretan, suatu hal penting untuk penciptaan foto, menjadi mudah ditentukan. Apakah suatu objek pemotretan itu baik dan menarik jika diambil di dalam atau di luar ruangan, adalah selera seninya yang akan turut serta berperan menentukan.

Demikian pula halnya dengan penciptaan komposisi gambar. Selera seni seorang pemotret dalam merangkai suatu onjek foto yang umumnya terdiri dari berbagai hal menjadi suatu kesatuan dalam satu bingkai foto akan juga ikut menentukan keberhasilan sebuah foto. Perihal komposisi ini juga berlaitan erat dengan hal lain, misalnya pencahayaan yang selalu ada dalam setiap pemotretan. Dengan pencahayaan yang baik dan pengaturannya sesuai hukum seni yang baik, maka akan menghasilkan suatu foto yang baik.

Di sinilah selera seni seorang pemotret berperan. Dengan penentuan sumber cahaya yang tepat serta pertimbangan arah maupun warna cahayanya, maka sekiranya sebuah foto yang artistik akan dapat dihasilkan sekalipun objek fotonya adalah benda mati. Karena apakah itu objeknya benda mati atau benda hidup, setidaknya perlu diatur sesuai selera seni yang baik, bila perlu didandani atau dipoles sehingga menghasilkan foto yang baik pula.

Objek dan Alat
Seperti pernyataan di atas, bahwa objek foto setidaknya juga perlu didandani untuk menghasilkan foto yang baik. Maka objek foto yang juga merupakan aspek terpenting dalam penciptaan foto yang bik kiranya dapat ditentukan pemilihannya dengan membuatnya menjadi berkesan hidup menggunakan tehnik-tehnik fotografi untuk membuatnya "hidup" sekalipun objek foto tersebut adalah benda-benda mati. Misalnya mobil, televisi, meja dan lain-lain.

Bila objek foto berasal dari benda hidup atau bergerak, atau mungkin juga manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan, setidaknya dapat diatur, ditata dan dipoles agar lebih baik. Sebagai rujukan bahwa sesungguhnya semua jenis objek akan menjadi pendorong keberhasilan dalam pemotretan jika mudah diatur atau ditata sesuai keinginan seorang pemotret.

Sekalipun seseorang telah paham berbagai aspek untuk membuat sebuah foto berhasil, tetapi tanpa dukungan alat atau perlengkapan fotografi yang baik seringkali tak sampai pada tujuan membuat foto yang baik. Karena itu aat merupakan aspek dalam fotografi yang juga tak boleh diabaikan. Memang tidak selalu harus dengan peralatan yang canggih dan mahal, tetapi keadaan yang demikian memang setidaknya akan berpengaruh dalam menghasilkan foto yang baik dan menarik.

Selain kamera dan berbagai jenis lensanya, perlu juga kita ketahui berbagai aksesoris lain yang mampu menjadikan foto lebih baik. Di antaranya adalah lampu kilat, filter-filter koreksi, tripod atau mungkin kabel pelepas rana, motor-drive dan masih banyak lagi yang lainnya.

Alat pun tidak mutlak seluruhnya untuk selalu digunakan dalam pemotretan. Akan tetapi keberadaannya memang layak selalu dipersiapkan agar jika pada saat-saat tertentu pemotret memerlukan manipulasi fotografis saat memotret, dapat digunakan karena sudah tersedia lengkap.

Film
Apa pun mereknya, film menjadi kebutuhan yang utama dalam pemotretan. Film merupakan aspek penunjang keberhasilan foto berikutnya yang sangat perlu diperhatikan keberadaannya. Sebab tanpa film yang merupakan media untuk merekam objek foto, sesuatu yang baik dan berhasil tak akan terwujud.

Semua jenis film dan merek yang digunakan dapat menghasilkan foto. Tetapi untuk pasnya dalam usaha menghasilkan karya foto yang baik, penggunaan film sebaiknya tetap harus melalui prosedur pemilihan yang baik sesuai dengan tujuan pemotretan. Sehinga dapat menghasilkan sebuah foto yang baik pula.

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih dan menentukan penggunaan film di antaranya adalah dengan mengetahui misi yang akan ditampilkan dalam foto. Misi ini akan menentukan piliham penggunaan film terutama dari segi tampilannya, apakah harus menggunakan film hitam-putih atau berwarna.

Menurut jenisnya ada dua jenis film, yaitu negatif dan positif. Film negatif adalah yang paling sering digunakan. Unsur kepekaan film yang digunakan dalam suatu pemotretan sangat mempengaruhi hasil pemotretan. Karena itu soal kepekaan ini layak dipertimbangkan. Film dengan ISO atau kepekaan rendah akan menghasilkan foto berbutir halus serta kontras. Sebaliknya terjadi dengan film berkepekaan atau kecepatan tinggi. Namun keduanya memiliki keunggulan masing-masing dalam menghasilkan karya foto yang maksimal. Langkah akhir keberhasilan membuat foto yang baik adalah finishing alias penyelesaian. Unsur ini tak boleh diabaikan, semua hasil pemotretan sangat ditentukan hal ini.

Dalam tahap penyelesaian dapat dilakukan berbagai cara untuk menghasilkan foto yang baik. Akhirnya dapat dikatakan bahwa tanpa kemampuan yang baik dan pengetahuan yang pasti sehubungan aspek-aspek yang menjadikan sebuah foto berhasil, maka sulit dihasilkan sebuah foto yang baik pula.*


Sumber : Tulisan   Oleh Atok Sugiarto