Membuat suatu foto yang berhasil dan baik memang bisa
dilakukan melalui berbagai hal. Satu hal yang paling sering dikumandangkan
adalah dengan keahlian mempergunakan berbagai fasilitas kamera yang canggih serta
teknis pemotretannya. Tetapi sesungguhnya tidak hanya melalui keahlian
mempergunakan kamera dan kemampuan teknis fotografis saja seorang pemotret
dapat menciptakan foto yang indah dan berhasil. Keberhasilan membuat foto yang
baik itu juga terjadi karena berbagai aspek dan itu semua dapat kita pelajari
serta telusuri asal-muasalnya.
Suatu saat kita sebagai pemotret mungkin gagal
melakukan pemotretan atau mungkin kecewa pada suatu hasil yang sebelumnya kita
perkirakan baik tapi nyatanya tidak. Maka yang harus segera dilakukan adalah
menelaah dan mencari tahu penyebab terjadinya hambatan atau kekurangan dalam
pemotretan serta penyebab ketidakberhasilan foto tersebut.
Pengertian berhasil atau tidaknya suatu foto itu
sendiri sesungguhnya sangat relatif. Jika kita mengacu pada disiplin ilmu dalam
bidang fotografi maka keberhasilan membaut foto yang baik dapat dilakukan
dengan memperhatikan berbagai aspek yang mendukungnya.
Keterampilan
Dalam hal ini adalah keterampilan menggunakan
peralatan fotografi merupakan suatu aspek urutan teratas dalam hal penciptaan
foto. Keterampilan ini saat sekarang bergantung pada kemampuan seorang pemotret
menggunakan suatu alat, karena perkembangan fotografi sudah sedemikian maju dan
segalanya serba komputer. Kemampuan seorang pemotret menggunakan suatu alat
pastilah akan punya andil dalam menghasilkan suatu pemotretan yang baik.
Ada beberapa hal yang mempengaruhinya , di
antaranya adalah: perasaan suka pada fotografi. Bila perasaan seperti itu ada
maka tak akan banyak terjadi halangan yang merintangi dalam penciptaan foto.
Setidaknya dengan adanya perasaan suka maka seseorang akan terus berusaha
menggeluti dan bersemangat meningkatkan kemampuannya di bidang fotografi.
Hal lain adalah "jam terbang" atau lamanya
seseorang menggeluti fotografi. Paham, tahu dan terampil dalam mengoperasikan
peralatan karena terbiasa, sehingga sekalipun seorang pemotret harus melakukan
pemotretan dengan menggunakan sebuah kamera yang tidak terlalu canggih, ia akan
tetap mampu menghasilkan foto yang baik.
Seperti pada event olahraga, maka hanya pemotret yang
telah berpengalaman dan terbiasa menggunakan peralatan serta terampil yang akan
sukses menuai keberhasilan. Keterampilan mengoperasikan peralatan telah
mendukung ke arah keberhasilan. Berarti sukses di sini bukan berasal dari
kecanggihan alat yang digunakan.
Selera Seni
Jiwa seni juga merupakan aspek lain dalam hal
penciptaan gambar. Akan tetapi karena selera seni itu bersifat abstrak, tak
tampak pada seseorang, maka setidaknya selera seni menjadi aspek selanjutnya
setelah seseorang menguasai atau terampil dalam menggunakan peralatan.
Bahwa setiap orang sesungguhnya selalu memiliki selera
seni akan tetapi kadarnya tentulah berbeda-beda. Akan halnya seseorang yang
telah terampil menggunakan peralatan kamera tidak banyak berarti dalam
penciptaan foto jika tidak dibarengi dengan selera seni yang baik. Hasil foto
akan menjadi biasa saja tak ada ubahnya seperti pandangan mata. Padahal
fotografi juga merupakan suatu media seni tempat mengekspresikan suatu pikiran
seperti halnya lukisan.
Bagi seorang pemula, khusus mengenai selera seni ini
sebaiknya terus ditingkatkan bila berharap dapat menciptakan foto yang baik dan
berhasil. Mungkin dengan cara memperhatikan berbagai foto yang ada atau belajar
dari berbagai buku fotografi, majalah dan refrensi lain serta giat membuat foto
eksperimen dan memperhatikan foto-foto seniornya.
Seperti telah kita ketahui bahwa sesungguhnya
seseorang itu selalu memiliki selera seni. Dan karenanya hanya dengan terus
belajar dan mengasah keterampilan yang dimiliki maka selera seni otomatis akan
membaik dan muncul ke permukaan. Selera seni ini akan mempengaruhi seseorang
atau pemotret dalam memutuskan sudut pandang pemotretan. Apakah pemotretan
harus dilakukan dari arah depan, samping bawah atau mungkin atas. Sehingga
mampu menghasilkan foto spektakuler dan indah atau berhasil.
Selain itu selera seni juga akan menjadikan seseorang
pandai memutuskan kapan saat-saat yang tepat sesuai pertimbangan komposisi,
pencahayaan, warna dan berbagai hal untuk menjadikan sebuah foto lebih indah
dari aslinya. Dengan selera seni yang baik lokasi pemotretan, suatu hal penting
untuk penciptaan foto, menjadi mudah ditentukan. Apakah suatu objek pemotretan
itu baik dan menarik jika diambil di dalam atau di luar ruangan, adalah selera
seninya yang akan turut serta berperan menentukan.
Demikian pula halnya dengan penciptaan komposisi
gambar. Selera seni seorang pemotret dalam merangkai suatu onjek foto yang
umumnya terdiri dari berbagai hal menjadi suatu kesatuan dalam satu bingkai
foto akan juga ikut menentukan keberhasilan sebuah foto. Perihal komposisi ini
juga berlaitan erat dengan hal lain, misalnya pencahayaan yang selalu ada dalam
setiap pemotretan. Dengan pencahayaan yang baik dan pengaturannya sesuai hukum
seni yang baik, maka akan menghasilkan suatu foto yang baik.
Di sinilah selera seni seorang pemotret berperan.
Dengan penentuan sumber cahaya yang tepat serta pertimbangan arah maupun warna
cahayanya, maka sekiranya sebuah foto yang artistik akan dapat dihasilkan
sekalipun objek fotonya adalah benda mati. Karena apakah itu objeknya benda
mati atau benda hidup, setidaknya perlu diatur sesuai selera seni yang baik,
bila perlu didandani atau dipoles sehingga menghasilkan foto yang baik pula.
Objek dan Alat
Seperti pernyataan di atas, bahwa objek foto
setidaknya juga perlu didandani untuk menghasilkan foto yang baik. Maka objek
foto yang juga merupakan aspek terpenting dalam penciptaan foto yang bik
kiranya dapat ditentukan pemilihannya dengan membuatnya menjadi berkesan hidup
menggunakan tehnik-tehnik fotografi untuk membuatnya "hidup"
sekalipun objek foto tersebut adalah benda-benda mati. Misalnya mobil,
televisi, meja dan lain-lain.
Bila objek foto berasal dari benda hidup atau
bergerak, atau mungkin juga manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan, setidaknya
dapat diatur, ditata dan dipoles agar lebih baik. Sebagai rujukan bahwa
sesungguhnya semua jenis objek akan menjadi pendorong keberhasilan dalam
pemotretan jika mudah diatur atau ditata sesuai keinginan seorang pemotret.
Sekalipun seseorang telah paham berbagai aspek untuk
membuat sebuah foto berhasil, tetapi tanpa dukungan alat atau perlengkapan
fotografi yang baik seringkali tak sampai pada tujuan membuat foto yang baik.
Karena itu aat merupakan aspek dalam fotografi yang juga tak boleh diabaikan.
Memang tidak selalu harus dengan peralatan yang canggih dan mahal, tetapi
keadaan yang demikian memang setidaknya akan berpengaruh dalam menghasilkan
foto yang baik dan menarik.
Selain kamera dan berbagai jenis lensanya, perlu juga
kita ketahui berbagai aksesoris lain yang mampu menjadikan foto lebih baik. Di
antaranya adalah lampu kilat, filter-filter koreksi, tripod atau mungkin kabel
pelepas rana, motor-drive dan masih banyak lagi yang lainnya.
Alat pun tidak mutlak seluruhnya untuk selalu
digunakan dalam pemotretan. Akan tetapi keberadaannya memang layak selalu
dipersiapkan agar jika pada saat-saat tertentu pemotret memerlukan manipulasi
fotografis saat memotret, dapat digunakan karena sudah tersedia lengkap.
Film
Apa pun mereknya, film menjadi kebutuhan yang utama
dalam pemotretan. Film merupakan aspek penunjang keberhasilan foto berikutnya
yang sangat perlu diperhatikan keberadaannya. Sebab tanpa film yang merupakan
media untuk merekam objek foto, sesuatu yang baik dan berhasil tak akan
terwujud.
Semua jenis film dan merek yang digunakan dapat
menghasilkan foto. Tetapi untuk pasnya dalam usaha menghasilkan karya foto yang
baik, penggunaan film sebaiknya tetap harus melalui prosedur pemilihan yang baik
sesuai dengan tujuan pemotretan. Sehinga dapat menghasilkan sebuah foto yang
baik pula.
Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
memilih dan menentukan penggunaan film di antaranya adalah dengan mengetahui
misi yang akan ditampilkan dalam foto. Misi ini akan menentukan piliham
penggunaan film terutama dari segi tampilannya, apakah harus menggunakan film
hitam-putih atau berwarna.
Menurut jenisnya ada dua jenis film, yaitu negatif dan
positif. Film negatif adalah yang paling sering digunakan. Unsur kepekaan film
yang digunakan dalam suatu pemotretan sangat mempengaruhi hasil pemotretan.
Karena itu soal kepekaan ini layak dipertimbangkan. Film dengan ISO atau
kepekaan rendah akan menghasilkan foto berbutir halus serta kontras. Sebaliknya
terjadi dengan film berkepekaan atau kecepatan tinggi. Namun keduanya memiliki
keunggulan masing-masing dalam menghasilkan karya foto yang maksimal. Langkah
akhir keberhasilan membuat foto yang baik adalah finishing alias penyelesaian.
Unsur ini tak boleh diabaikan, semua hasil pemotretan sangat ditentukan hal
ini.
Dalam tahap penyelesaian dapat dilakukan berbagai cara
untuk menghasilkan foto yang baik. Akhirnya dapat dikatakan bahwa tanpa
kemampuan yang baik dan pengetahuan yang pasti sehubungan aspek-aspek yang
menjadikan sebuah foto berhasil, maka sulit dihasilkan sebuah foto yang baik
pula.*
Sumber : Tulisan Oleh Atok Sugiarto