Monday 3 June 2013

Naskah Drama Komedi (4)

Berikut adalah salah satu contoh Naskah drama komedi untuk anak, drama perpisahan, drama pementasan, pentas seni

 
GARA-GARA LEPEK

Suatu hari, di sebuah rumah warga di Desa Nyiur Melambai, terdengar percakapan antara seorang ibu dan anaknya. Saat itu pukul 03.00 dini hari di bulan Ramadan.

Ibu : Nak, ayo bangun. Kita sahur dulu, nanti keburu imsak.
Ari : Hoammmm.... Ari masih ngantuk, Bu.
Ibu : Ayo Nak, jangan malas bangun. Makan sahur di bulan Ramadan seperti ini kan sunnah, lagipula kalau kamu tidak makan sahur nanti kamu tidak kuat puasanya. Ayo bangun.
Ari : Iya, Bu.
Ibu : Nah, gitu dong. Itu baru anak Ibu.

Beberapa saat kemudian, ibu dan anak ini makan sahur bersama.
Sementara itu, di tempat lain, terlihat sebuah rumah yang tidak ada cahaya sama sekali di dapurnya. Rumah ini adalah kediaman Bu Maria dan seorang putrinya yang cantik jelita (padahal anak nya ini biasa-biasa saja dan sedikit gemuk). Nama anak ini adalah julia. Hobi nya adalah makan dan dia sangat ingin punya badan yang langsing seperti teman sekelasnya, Nurul. Keluarga Bu Maria ini terkenal karena jarang berpuasa. Dan di pagi harinya....

Bu Maria : (menguap)Hoaaammmm.... huh, dingin sekali pagi ini. Malas sekali rasanya beraktivitas. Mendingan aku bolos kerja saja hari ini. Aku mau ke pasar saja bersama anak ku yang cantik jelita. Mmmmmm pasti anakku senang ku ajak shopping. Julia.... julia... ke mana anak ini, dipanggil kok tidak menjawab? Julia....
Julia : Iya Bu. Kenapa sih, masih pagi begini kok udah teriak-teriak? Masih ngantuk ni.
Bu Maria : Ayo bangun, hari ini kita shopping... mau nggak?
Julia : Apa? Shopping? Mau mau mau....
Bu Maria : Makanya, buruan bangun.
Julia : Oke lah kalau begitu. Julia mandi dulu ya Bu.
Bu Maria : Iya.
Di rumah Ari.
Ari : Bu, Ari berangkat ke sekolah dulu ya.
Ibu : Iya, Nak. Hati-hati di jalan ya, dan ingat pesan Ibu puasanya harus penuh dan jangan sampai batal.
Ari : Iya, Bu. Insyaallah Ari akan selalu mengingatnya. Assalamu’alaikum...
Ibu : Wa’alaikumsalam....

(Di sekolah...)
Nurul : Assalamu’alaikum. Selamat pagi, Ari.
Ari : Wa’alaikumsalam. Eh, Nurul. Selamat pagi juga. Apa kabar hari ini?
Nurul : Alhamdulillah Baik. Kamu sendiri?
Ari : Seperti yang kamu lihat.
Nurul : Hehe. Sukurlah kalau begitu. O, iya. Bagaimana puasa mu beberapa hari ini? Belum ada yang “bolong”, kan?
Ari : Iya, Alhamduulillah belum. Kan puasa Ramadan hukumnya wajib.
Nurul : Iya, benar. Dan selain itu, dengan berpuasa kita akan lebih sehat serta bisa merasakan apa yang saudara kita rasakan di luar sana.
Ari : Benar sekali. Karena di luar sana masih sangat banyak yang kelaparan. O, iya. Julia ke mana? Kok dari tadi aku belum melihatnya?
Nurul : Julia hari ini tidak masuk. Katanya dia sedang tidak enak badan.
Ari : Oh... kalu begitu, nanti sepulang sekolah kita jenguk dia ke rumahnya ya.
Nurul : Oke deh.

(Beberapa saat kemudian, bel pun berbunyi tanda pembelajaran akan segera dimulai. Sementara itu, Bu Maria dan Julia sedang asik berbelanja.)
Julia : Bu, aku mau beli baju untuk ku pakai saat lebaran nanti ya.
Bu Maria : Iya, apa sih yang tidak buat anak gadis ibu yang cantik ini (sambil mencubit kedua pipi anaknya). Jangankan Cuma baju baru, intan berlian pun akan Ibu belikan, kalau Ibu punya banyak uang.
Julia : Yha... capek de. Dari dulu Ibu selalu ngomong gitu, tapi sampai sekarang belum ada buktinya.
Bu Maria : Hehe... kan Ibu belum punya banyak uang. Ini saja Ibu pakai uang kantor. Sssssssttttttt....... Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya. Kalau ketahuan, nanti Ibu bisa dipecat.
Julia : Aman lah Bu, tenang saja.
Bu Maria : Ayo kita cari semua yang kita butuhkan.
Julia : Ayo....

(Setelah mereka selesai berbelanja, mereka pun langsung pulang ke rumah. Perut merekapun terasa lapar, namun mereka belum masak apa-apa dan mereka lupa membeli makanan hingga ahirnya tertidur pulas di kamar masing-masing. Sementara di luar terdengar ada yang berjualan makanan).
Tukang Kue : Kue.. kue.. kuenya dik... kue lapis, kue donat, bakwan. Risol, tahu, lepek, lemang tapai.... kue..kue..
Kue.. kue.. kuenya dik... kue lapis, kue donat, bakwan. Risol, tahu, lepek, lemang tapai.... kue..kue..

(Julia pun terbangun mendengar teriakan itu. Sambil mengusap-usap mata dengan kedua tangannya, dia pun keluar dan memanggil si penjual kue.)
Julia : Bu... kuenya Bu.
Tukang Kue : Iya Neng.

(Melihat badan si penjual kue yang langsing dan berisi, Julia pun tertarik untuk menanyakan resep gar badannya juga bisa seperti itu.)
Julia : Wah, ibu ini hebat. Sudah tua, tapi masih cantik dan punya badan bagus. Kalau saya boleh tahu, apa resepnya ni Bu?
Tukang kue : Ah, neng bisa saja memuji Ibu. Ibu jadi tersanduung... eh salah, tersanjung maksuk Ibu.
Julia : Benar lo Bu. Saya juga mau punya badan seperti Ibu. Langsing, putih, tinggi, cantik lagi. Apa sih Bu resepnya?
Tukang kue : Beneran mau tahu ni? Tapi jangan bilang siapa-siapa ya.
Julia : Iya, Bu. Rahasia dijamin aman.
Tukang kue : Baiklah kalau kamu memang ingin tahu resepnya. Sebenarnya, dulu ibu juga seperti kamu. Tapi berkat resep yang ibu punya, Ibu bisa seperti ini.
Julia : Ceritanya nanti saja, Bu.
Tukang Kue : Kamu ini tidak sabaran ya.
Julia : Kalau untuk urusan perut dan kecantikan, saya memang tidak punya kesabaran, Bu.
Tukang kue : Oh, pantas kamu punya badan yang sangat subur seperti ini. Hehe
Julia : Ayolah Bu, kasih tahu saya apa resepnya.
Tukang kue : Baiklah. Kamu dengar baik-baik ya. Karena resep rahasia ini tidak akan ibu beritahu kepada siapapun kecuali kamu. Dan tidak ada pengulangan dalam menyampaikannya. Mengerti?
Julia : Iya, saya mengerti. Tapi apa resepnya?
Tukang Kue : Resepnya adalah..... resepnya adalah.... ya kue yang ibu jual ini lah resepnya.
Julia : (Bingung) maksudnya?
Tukang kue : Begini, ibu bisa punya badan seperti ini karena ibu rutin makan kue lepek ini. Harganya tidak mahal kok. Khusus untukmu, ibu jual dengan harga dua ribu rupiah saja.
Julia : Semuanya?
Tukang kue : Ya tidak lah. Dua ribu untuk satu kue.
Julia : Mahal amat? Amat saja jualan tidak semahal ini.
Tukang kue : Mau apa tidak?
Julia : Iya, mau. Asalkan badan saya bisa seperti badan Ibu, berapapun harganya akan saya beli. Saya beli semua lepeknya Bu.
Tukang kue : Baiklah, total semuanya tiga puluh ribu rupiah.
Julia : Ini uangnya.
Tukang kue : Terimakasih.

(Tukang kue itu pun pergi meninggalkan julia dan kembali berjualan.)
Kue.. kue.. kuenya dik... kue lapis, kue donat, bakwan. Risol, tahu, lemang tapai.... kue..kue..

(Sementara julia langsung melahap habis semua kue lepek yang telah dibelinya. Ahirnya, Juliapun sakit perut. Saat Julia menahan sakit perut, di luar terdengar salam.)
Assalamu’alaikum....
Assalamu’alaikum....
Julia : Wa’alaikumsalam... eh, Ari dan Nurul. Ayo, silakan masuk. Silakan duduk.
Ari dan Nurul : Iya, terimakasih.
Julia : Kalian mau minum apa?
Ari : Tidak, terimakasih. Kami sedang puasa.
Julia : (Sambil memegang perutnya) oh, iya. Maaf, saya lupa.
Ari : Bagaimana keadaan mu sekarang? Tadi Nurul mengatakan kepada saya bahwa kamu sakit.
Julia : (Sambil tertunduk malu) keadaan saya sekarang sedang kurang baik. Sebenarnya, tadi pagi saya sehat. Hanya saja sekarang saya sakit perut.
Ari dan Nurul : (Saling berpandangan keheranan)
Nurul : Kok bisa seperti itu?
Julia : Tadi pagi saya tidak sekolah karena diajak Ibu shopping. Dan sepulang dari itu, saya tertidur karena lapar. Lalu ada seorang ibu yang jualan kue, badan ibu itu sangat bagus. Setelah saya tanya, katanya resepnya adalah makan kue lepek dagangannya itu. Dan saya percaya saja. Saya borong semua lepeknya dan saya makan semuanya. Alhasil, saya jadi sakit perut seperti ini.
Nurul : Julia.... Julia.... kamu ini ada-ada saja. Kalau kamu mau punya badan yang bagus, kamu harus menjaga pola makan kamu dan rajin-rajinlah berolahraga.
Ari : Iya, benar. Lagipula ini kan bulan Ramadan. Bulan suci tempat menimba pahala. Eh... kamu malah tidak puasa. Dan ada yang bilang, dengan berpuasa maka badan akan menjadi sehat dan bisa mengendalikan berat badan. Ya, hitung-hitung sambil menyelam minum air. Sehat iya, dapat pahala juga iya.
Julia : Iya, maaf teman-teman. Saya janji, tidak akan mengulanginya lagi. Mulai besok saya akan berpuasa.
Nurul : Nah, gitu dong. O, iya. Ngomong-ngomong, bagaimaana ciri-ciri penjual kue itu?
Julia : Memangnya kenapa?
Nurul : Soalnya, tetangga saya kemarin juga sakit perut setelah makan lepek yang dijual oleh seorang ibu. Dan ahirnya dia terpaksa dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
Julia : Oh, berarti bukan Cuma saya yang ditipu oleh ibu itu?

(Sementara di luar terdengar lagi suara tukang kue tadi meneriakkan dagangannya.)
Tukang Kue : Kue.. kue.. kuenya dik... kue lapis, kue donat, bakwan. Risol, tahu, lemang tapai.... kue..kue..
Kue.. kue.. kuenya dik... kue lapis, kue donat, bakwan. Risol, tahu, lemang tapai.... kue..kue..

Julia : Nah, itu dia orangnya.
Nurul : Iya, benar. Tetangga saya sakit perut juga karena kue ibu itu.
Julia dan Nurul : Ayo kita tangkap saja ibu itu.
Ari : Ayo....
Semua : Hei.... Bu, jangan lari......
Tukang Kue : KABUR..............