Seperti
yang kita semua ketahui, kelak di hari kiamat dimana semua makhuk dari
jenis manusia, jin, setan, malaikat, peri, manusia liliput, troll,
monster-monster, dsb. Dikumpulkan jadi satu di Padang Mahsyar untuk
diadili dan dimintai pertangung jawaban selama mereka hidup di dunia.
Pada saat it, para manusia yang banyak berbuat dosa mencoba membela diri
dengan menyalahkan para setan.
“Malaikat,
bukankah Anda sendiri tahu kalau saya melakkan maksiat ini karena
dihasut oleh setan? Harusnya setan yang salah. Karena dia yang
mengajak-ajak saya. Kalau tak dihasud setan tentu saya tak akan berbuat
maksiat.”
Tentu
saja para setan tidak terima. Dengan tertawa menghina mereka menjawab,
“Hei! Memang kamu pikir kamu siapa berani menuduhku? Apa kamu pikir kamu
pantas untuk aku goda? Maaf! Kalau ibadahmu sudah setaraf Syeh Barseso
baru aku mau menggoda dan mengujimu. Tapi tanpa aku hasud pun dirimu
sudah jelek sendiri. Bukankah kamu sendiri tahu kalau di bulan Romadhon
para setan dikurung di neraka, lalu mengapa kemaksiatan tetap saja
berjalan? Lagipula aku menghasud para manusia itu bukan karena memang
itu perintah Tuhan. Salah siapa kamu mau mau ku hasud? Aku ajak kamu
untuk pergi ke Sunan Kuning, tapi apa ya aku ikut nglonte bersamamu?
Malah kamu yang membuatku ingin maksiat. Kamu kalau pada minum anggur,
apa ya aku kau ajak minum juga? Nggak kan? Apa aku juga ikut minum?
Tidak! Kamu sendiri maksiat merasakan enak kan?”
“Iya.”
“
Yang enak kamu kok aku yang dapat susahnya. Masak kamu yang maksiat aku
yang masuk neraka? Bukankah aku sudah mengigatkanmu kalau kamu patuh
pada Allah, maka kamu akan masuk surga dan sebaliknya kalau kamu patuh
padaku maka kamu akan masuk neraka. Bukankah begitu malaikat? Bukankah
Anda juga mencatatnya kan Malaikat ?” tanya setan pada Malaikat. Sang
Malaikat pun memeriksa kembali catatannya dan berkata, “Iya,.”
Setan
pun meneruskan pembelaannya,”Manusia sih enak, dikit-dikit bayaran.
Ibadah apa saja dapat pahala. Dikit-dikit pahala. Lha aku? Patuh sama
Allah, dah capek-capek gak dapat pahala pula. Siapa sih yang mau ibadah
gak dapat pahala? Siapa sih yang mau susah-susah, bangun pagi-pagi,
kadang malam gak tidur hanya untuk menggoda manusia? Dan itu semua
kulakukan karena aku patuh pada perintah Allah. Kok bisa-bisanya kamu
mensalah-salahkan aku? Siapa sih yang mau kerja gak dapat bayaran?
Salahmu sendiri maksiat! Yang jelek nafsumu sendiri kok yang kamu
salahin aku? Memang dasarnya kamu yang jelek kok menjelek-jelekkan aku!”
kata Setan angkuh seraya pergi melenggang dengan puas meninggalkan
manusia dan berjalan menuju surga.
Melihat
Setan yang hendak menuju surga, Malaikat pun bergegas menyusulnya dan
mencegahnya. Seraya berkata, “Lho, bukankah tempat Anda di Neraka? Kok
arah Anda kesana? Bukankah itu arah menuju surga?”
Dengan
nada mengejek Setan pun menjawab, “Kok bisa? Siapa bilang? Coba Anda
pikir kembali wahai Saudaraku Malaikat. Bukankah aku makhluk Allah yang
paling Ikhlas? Paling patuh? Paling taat? Ikhls mana jika dibandingkan
dengan manusia? Aku sudah tahu kalau aku bakal dimasukkan ke neraka tapi
aku tetap beribadah pada Allah. Aku menghasud manusia kan karena aku
patuh dan taat pada perintah Allah. Dulu, aku tak mau menyembah pada
Adam pun karena aku tak mau menyembah yang lain selain Allah. Karena aku
tak ingin menyekutukan Allah pada siapapun. Karena aku tak ingin
musryk. Tapi aku kan sudah tobat. Sebelum kiamat aku kan sudah minta
maaf pada Adam dan sujud padanya. Bukankah Malaikat juga tahu kalau
Allah itu Maha Pengampun dan Penyayang (Ghofurur Rohim)?”
Sumber : Anekdot setan