Monday, 1 April 2013

Hakikat nilai nol


Nilai sebuah bahan asal itu tidak selalu sama dengan nilai barang jadi. Ketidak samaan itu akan terus bertambah sesuai dengan kualitas dan cara pembuatannya. Oleh karena itu, kejadiannya pun bisa bermacam-macam. Kadang kita jumpai sebuah barang buatan sama nilainya dengan bahan asalnya. Kadang juga kita temui bahan asal jauh lebih mahal nilainya dari pada barang jadi. Karena boleh saja terjadi sebuah cindera mata yang sangat mahal berasal dari bahan besi. Cindera mata itu boleh jadi sebuah hasil seni kuno yang dapat bernilai jutaan rupiahm walaupun barang itu hanya terbuat dari sebuah besi. Jika barang itu ditawarkan di sebuah pasar pengrajin yang mahir dan berkemampuan seni tinggi cindera mata itu dapat bernilai jutaan rupian. Tapi apabila ditawarkan di pasar besi, maka barang itu tidak bernilai tinggi. Bahkan mungkin tidak akan ada yang mau membelinya, walaupun dijual dengan harga yang sangat murah.
Demikian juga manusia. Manusia diciptakan dari bahan asal tanah sebuah bahan asal yang tidak mempunyai nilai apa-apa. Itulah mengapa dikatakan manusia pada mulanya bernilai -1. Namun, oleh Dzat Pencipta Yang Maha Esa, manusia diciptakan dengan bentuk yang sangat sempurna. Dalam diri manusia, Allah meletakkan banyak sekali penampakan sifat-sifat dan asma-asma-Nya. Allah SWT dengan seni-Nya menciptakan manusia untuk menjadi makhluk tempat berkumpulnya karakteristik semua makhluk-Nya. Sehingga manusia memiliki nilai yang sama, sepadan bahkan tak kalah dengan makhluk yang terbuat dari bahan asal lebih tinggi nilainya seperti Iblis yang dari api dan Malaikat yang dari Nur. Karenanya, manusia dengan Rahmat dan kasih sayang Allah manusia jadi bernilai Nol (0).
Seluruh bagian tubuh manusia menampakkan tanda-tanda kebesaran Allah. Seorang yang beriman akan dapat menangkap dan merasakan hal itu dengan cara bertafakur. Kita ambil contoh saja rambut, walaupun sama-sama rambut, akan tetapi ada rambut kepala, alis, kumis, jenggot, dan bulu-bulu yang ada di tubuh. Walaupun memiliki bahan dasar dan nutrisi makanan yang sama, tetapi panjang, pendek, tempat dan kemampuan tumbuhnya berbeda-beda. Inilah bukti kebesaran dan ke-Esa-an Allah.
Bila kita coba melihat manusia dengan lebih detail lagi, manusia terdiri dari triliyunan sel yang berbagai macam. Mulai dari sel kulit, sel darah, sel tulang, sel otot, dimana sel-sel itu kemudian berkumpul dan membentuk jaringan, mulai dari jaringan kulitm jaringan tulang, jaringan otot, jaringan syaraf, dsb.

Hakikat Nilai Manusia Nol

Dari segi tubuh dan kemampuan, manusia adalah bagian yang sangat kecil dan hina, mahluk yang miskin, hewan yang lemah yang terombang ambing diantara gelombang lautan besar mahluk-mahluk Allah yang sangat banyak dan beragam. Tetapi dari segi yang lain, manusia adalah mahluk yang diciptakan sempurna yang disinari cahaya keimanan yang mengandung cinta Allah. Engkau adalah raja atas semua hamba-Nya. Engkau sangat sempurna dalam kekuranganmu. Engkau berpengetahuan luas dalam kekecilanmu. Engkau berkedudukan luas dalam kehinaanmu.

“Kekuatan Besar di Balik Kelemahan.”

Manusia di alam semesta ini bagaikan anak kecil yang lemah tapi dicintai. Dia menyimpan kekuatan besar dibalik kelemahanya. Dia menyimpan kemampuan yang luar biasa dibalik ketidakmampuannya, banyak sekali mahluk di bumi ini yang ditundukkan untuk membantunya.
Maka, apabila manusia mau menyadari kelemahannya, kemudian memohon kekuatan kepada Allah SWT, baik dengan ucapan maupun perbuatan dan dia juga mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan kepadanya, Allah SWT akan memudahkannya mendapatkan apa yang diinginkan. Semua keperluannya akan dipenuhi, bahkan akan mendatanginnya dengan sukarela. Padahal semua itu mustahil akan didapatkannya bila dia hanya mengandalkan kemampuannya sendiri yang sangat terbatas. Bahkan  seper-sepuluh tujuan itu pun tak kan didapatkannya. Namun, kadang manusia melakukan kesalahan, jika dia berhasil mendapatkan sesuatu melalui do’a dan perbuatannya, dia kadang mengalamat kemampuan itu kepada dirinya sendiri.
Sebagai contoh, kekuatan dibalik kelemahan anak ayam yang masih kecil membuat induknya berani melawan singa untuk mempertahankan dan membelanya. Kekuatan yang ada dibalik kelemahan seekor anak singa telah menundukkan induknya yang buas dan kuat. Induknya bisa saja kelaparan, padahal diwaktu yang sama, anaknya yang masih lemah malah kekenyangan. Oleh karena itu, harus biperhatikan betul bahwa ternyata ada kekuatan yang sangat besar dibalik sebuah kelemahan. Bahkan harus kita akui bahwa rahmat Allah SWT akan selalu berada pada kelemahan itu.
Seorang anak kecil yang lemah akan mendapatkan kasih sayang dari orang lain  akibat kelemahannya. Jika menangis, dia akan diberi apa yang diinginkan. Orang-orang yang perkasa, bahkan raja sekalipun akan tunduk kepadanya. Jika yang didapatkan dengan kasih sayang itu adalah seribu, maka dia tidak akan mendapatkan satupun jika hanya mengandalkan kekuatannya yang sangat kecil. Kelemahan dan ketidakmampuannyalah yang ternyata telah menggerakkan dan menimbulkan perasaan kasihan dan keinginan untuk melindunginya. Bahkan jarinya yang sangat mungil akan dapat menundukkan orang-orang dewasa baik raja atau penguasa sekalipun.
Jika saja anak kecil itu mengingkari dan tidak mengakui kasih sayang itu, lalu dengan bangga mengucapkan sebuah kebodohan, “Akulah yang telah menundukkan orang-orang kuat itu dengan kekuatan dan kemampuanku sendiri.” Maka tidak mengherankan jika dia malah akan mendapatkan caci maki dan tamparan. Demikian juga manusia, jika tidak mengakui rahmat Penciptanya dan berkata perkataan Qarun:”Sesungguhnya semua ini kudapat karena ilmuku.” Maka tidak diragukan lagi bahwa dia akan disiksa Allah.
Dengan kekuatan batin, sugesti dan pemahaman tentang Allah SWT dan makhluknya, manusia bisa “menggerakkan” dan membaca alam. Semakin tinggi pemahaman kita, semakin besar kekuatan kita. Ingat nilai manusia adalah Nol (0).

Hakikat Syukur Nol
Mahluk hidup yang paling memerlukan rizki dengan berbagai jenis adalah manusia. Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai cermin yang mengumpulkan pantulan semua asma Allah. Manusia diciptakan Allah SWT sebagai sebuah mukjizat, bagaimana kekuasaan Allah yang tidak ada batasnya dapat menciptakan manusia dengan segala keistimewaannya.
Manusia memerlukan rizki yang tak terbatas jumlahnya, baik materi maupun imateri. Semua sarana untuk dapat mencapai kedudukan yang paling tinggi telah dimiliki dalam kesempurnaan manusia kecuali kesyukuran.
Kesyukuran adalah dasar yang paling agung dari berbagai hal yang dijadikan sandaran oleh setiap manusia yang sedang berjalan pada jalan yang paling agung, yaitu jalan menuju kecintaan dan penghambaan (ibadah) kepada Allah.
  1. Kelemahan tak terbatas.
  2. Keyakinan tak terbatas.
  3. Kerinduan tak terbatas.
  4. Kesyukuran tak terbatas.

Hamdalah atas nikmat keimanan yang telah menghilangkan kegelapan hati juga menjadi sebuah nikmat yang juga menuntut sebuah hamdalah. Karena hamdalah derajat-derajat kenikmatan dan kelezatan ini dapat diketahui. Maka hamdalah atas hamdalah akan berantai dalam rantai yang takkan pernah berakhir, dalam perputaran yang tiada hentinya. Itulah hakikat syukur tak terhingga. Dimana semua bilangan bila dibagi Nol maka hasilnya akan tak terhingga.

Sumber : 1000 topeng