Nilai
sebuah bahan asal itu tidak selalu sama dengan nilai barang jadi.
Ketidak samaan itu akan terus bertambah sesuai dengan kualitas dan cara
pembuatannya. Oleh karena itu, kejadiannya pun bisa bermacam-macam.
Kadang kita jumpai sebuah barang buatan sama nilainya dengan bahan
asalnya. Kadang juga kita temui bahan asal jauh lebih mahal nilainya
dari pada barang jadi. Karena boleh saja terjadi sebuah cindera mata
yang sangat mahal berasal dari bahan besi. Cindera mata itu boleh jadi
sebuah hasil seni kuno yang dapat bernilai jutaan rupiahm walaupun
barang itu hanya terbuat dari sebuah besi. Jika barang itu ditawarkan di
sebuah pasar pengrajin yang mahir dan berkemampuan seni tinggi cindera
mata itu dapat bernilai jutaan rupian. Tapi apabila ditawarkan di pasar
besi, maka barang itu tidak bernilai tinggi. Bahkan mungkin tidak akan
ada yang mau membelinya, walaupun dijual dengan harga yang sangat murah.
Demikian
juga manusia. Manusia diciptakan dari bahan asal tanah sebuah bahan
asal yang tidak mempunyai nilai apa-apa. Itulah mengapa dikatakan
manusia pada mulanya bernilai -1. Namun, oleh Dzat Pencipta Yang Maha
Esa, manusia diciptakan dengan bentuk yang sangat sempurna. Dalam diri
manusia, Allah meletakkan banyak sekali penampakan sifat-sifat dan
asma-asma-Nya. Allah SWT dengan seni-Nya menciptakan manusia untuk
menjadi makhluk tempat berkumpulnya karakteristik semua makhluk-Nya.
Sehingga manusia memiliki nilai yang sama, sepadan bahkan tak kalah
dengan makhluk yang terbuat dari bahan asal lebih tinggi nilainya
seperti Iblis yang dari api dan Malaikat yang dari Nur. Karenanya,
manusia dengan Rahmat dan kasih sayang Allah manusia jadi bernilai Nol
(0).
Seluruh
bagian tubuh manusia menampakkan tanda-tanda kebesaran Allah. Seorang
yang beriman akan dapat menangkap dan merasakan hal itu dengan cara
bertafakur. Kita ambil contoh saja rambut, walaupun sama-sama rambut,
akan tetapi ada rambut kepala, alis, kumis, jenggot, dan bulu-bulu yang
ada di tubuh. Walaupun memiliki bahan dasar dan nutrisi makanan yang
sama, tetapi panjang, pendek, tempat dan kemampuan tumbuhnya
berbeda-beda. Inilah bukti kebesaran dan ke-Esa-an Allah.
Bila
kita coba melihat manusia dengan lebih detail lagi, manusia terdiri
dari triliyunan sel yang berbagai macam. Mulai dari sel kulit, sel
darah, sel tulang, sel otot, dimana sel-sel itu kemudian berkumpul dan
membentuk jaringan, mulai dari jaringan kulitm jaringan tulang, jaringan
otot, jaringan syaraf, dsb.
Dari
segi tubuh dan kemampuan, manusia adalah bagian yang sangat kecil dan
hina, mahluk yang miskin, hewan yang lemah yang terombang ambing
diantara gelombang lautan besar mahluk-mahluk Allah yang sangat banyak
dan beragam. Tetapi dari segi yang lain, manusia adalah mahluk yang
diciptakan sempurna yang disinari cahaya keimanan yang mengandung cinta
Allah. Engkau adalah raja atas semua hamba-Nya. Engkau sangat sempurna
dalam kekuranganmu. Engkau berpengetahuan luas dalam kekecilanmu. Engkau
berkedudukan luas dalam kehinaanmu.
“Kekuatan Besar di Balik Kelemahan.”
Manusia
di alam semesta ini bagaikan anak kecil yang lemah tapi dicintai. Dia
menyimpan kekuatan besar dibalik kelemahanya. Dia menyimpan kemampuan
yang luar biasa dibalik ketidakmampuannya, banyak sekali mahluk di bumi
ini yang ditundukkan untuk membantunya.
Maka,
apabila manusia mau menyadari kelemahannya, kemudian memohon kekuatan
kepada Allah SWT, baik dengan ucapan maupun perbuatan dan dia juga
mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan kepadanya, Allah SWT akan
memudahkannya mendapatkan apa yang diinginkan. Semua keperluannya akan
dipenuhi, bahkan akan mendatanginnya dengan sukarela. Padahal semua itu
mustahil akan didapatkannya bila dia hanya mengandalkan kemampuannya
sendiri yang sangat terbatas. Bahkan seper-sepuluh tujuan itu pun tak
kan didapatkannya. Namun, kadang manusia melakukan kesalahan, jika dia
berhasil mendapatkan sesuatu melalui do’a dan perbuatannya, dia kadang
mengalamat kemampuan itu kepada dirinya sendiri.
Sebagai
contoh, kekuatan dibalik kelemahan anak ayam yang masih kecil membuat
induknya berani melawan singa untuk mempertahankan dan membelanya.
Kekuatan yang ada dibalik kelemahan seekor anak singa telah menundukkan
induknya yang buas dan kuat. Induknya bisa saja kelaparan, padahal
diwaktu yang sama, anaknya yang masih lemah malah kekenyangan. Oleh
karena itu, harus biperhatikan betul bahwa ternyata ada kekuatan yang
sangat besar dibalik sebuah kelemahan. Bahkan harus kita akui bahwa
rahmat Allah SWT akan selalu berada pada kelemahan itu.
Seorang
anak kecil yang lemah akan mendapatkan kasih sayang dari orang lain
akibat kelemahannya. Jika menangis, dia akan diberi apa yang diinginkan.
Orang-orang yang perkasa, bahkan raja sekalipun akan tunduk kepadanya.
Jika yang didapatkan dengan kasih sayang itu adalah seribu, maka dia
tidak akan mendapatkan satupun jika hanya mengandalkan kekuatannya yang
sangat kecil. Kelemahan dan ketidakmampuannyalah yang ternyata telah
menggerakkan dan menimbulkan perasaan kasihan dan keinginan untuk
melindunginya. Bahkan jarinya yang sangat mungil akan dapat menundukkan
orang-orang dewasa baik raja atau penguasa sekalipun.
Jika
saja anak kecil itu mengingkari dan tidak mengakui kasih sayang itu,
lalu dengan bangga mengucapkan sebuah kebodohan, “Akulah yang telah
menundukkan orang-orang kuat itu dengan kekuatan dan kemampuanku
sendiri.” Maka tidak mengherankan jika dia malah akan mendapatkan caci
maki dan tamparan. Demikian juga manusia, jika tidak mengakui rahmat
Penciptanya dan berkata perkataan Qarun:”Sesungguhnya semua ini kudapat
karena ilmuku.” Maka tidak diragukan lagi bahwa dia akan disiksa Allah.
Dengan kekuatan batin, sugesti dan pemahaman tentang Allah SWT dan makhluknya, manusia bisa “menggerakkan” dan membaca alam. Semakin tinggi pemahaman kita, semakin besar kekuatan kita. Ingat nilai manusia adalah Nol (0).
Hakikat Syukur Nol
Mahluk
hidup yang paling memerlukan rizki dengan berbagai jenis adalah
manusia. Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai cermin yang
mengumpulkan pantulan semua asma Allah. Manusia diciptakan Allah SWT
sebagai sebuah mukjizat, bagaimana kekuasaan Allah yang tidak ada
batasnya dapat menciptakan manusia dengan segala keistimewaannya.
Manusia
memerlukan rizki yang tak terbatas jumlahnya, baik materi maupun
imateri. Semua sarana untuk dapat mencapai kedudukan yang paling tinggi
telah dimiliki dalam kesempurnaan manusia kecuali kesyukuran.
Kesyukuran
adalah dasar yang paling agung dari berbagai hal yang dijadikan
sandaran oleh setiap manusia yang sedang berjalan pada jalan yang paling
agung, yaitu jalan menuju kecintaan dan penghambaan (ibadah) kepada
Allah.
- Kelemahan tak terbatas.
- Keyakinan tak terbatas.
- Kerinduan tak terbatas.
- Kesyukuran tak terbatas.
Hamdalah
atas nikmat keimanan yang telah menghilangkan kegelapan hati juga
menjadi sebuah nikmat yang juga menuntut sebuah hamdalah. Karena
hamdalah derajat-derajat kenikmatan dan kelezatan ini dapat diketahui.
Maka hamdalah atas hamdalah akan berantai dalam rantai yang takkan
pernah berakhir, dalam perputaran yang tiada hentinya. Itulah hakikat
syukur tak terhingga. Dimana semua bilangan bila dibagi Nol maka
hasilnya akan tak terhingga.
Sumber : 1000 topeng