Tuesday, 30 April 2013

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sifat dengki dan hasud pada anak-anak

Sifat dengki dan hasud sebenarnya bukanlah hanya milik anak-anak. Bahkan kalau mau jujur, justru orang dewasalah yang paling banyak dihantui dan dihinggapi sifat dengki dan hasud ini.
Namun karena anak-anak merupakan generasi penerus manusia. Orang-orang tua yang ada saat ini dulunya juga anak-anak. Nah bila sebagai seorang pendidik dan pengajar melupakan masalah ini, bisa jadi anak-anak akan tumbuh menjadi manusia-manusia yang akrab dengan sifat dengki dan hasud dalam kehidupan sehari-harinya.
Dengki dan hasud adalah gejala sosial yang berbahaya, yang apabila tidak diatasi oleh pendidik di dalam diri anak-anak, maka sudah tentu akan menimbulkan keburukan di masyarakat secara luas.
Oleh karean itu, setiap pendidik dan pengajar harus dan wajib mengenali faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan dan "melahirkan" sifat dengki dan hasud dalam diri anak-anak.

Beberapa faktor yang dapat menimbulkan sifat dengki dan hasud dalam diri anak-anak, antara lain :
pertama, adanya perasaan khawatir pada diri anak akan hilangnya sebagian ataupun seluruh keistimewaan dari keluarganya. Misalnya : kecintaan, kasih sayang dan eksistensinya sebagai individu yang diharapkan, terutama ketika dalam keluarga tersebut lahir seorang bayi. Pada saat itulah bisa jadi muncul dalam diri anak rasa khawatir akan kehilangan kecintaan, kasih sayang sebab kecintaan dan kasih sayang beralih kepada adik bayi.
kedua, adanya perbandingan negatif antara anak-anak.
Julukan orang tua / pendidik kepada salah satu anak dengan "si baik " dan kepada  anak lainnya "si jahat". cap anak rajin dan ada juga cap anak malas. Akan memunculkan rasa dengki dan hasud pada anak-anak terutama yang mendapatkan "stempel" si jahat, pemalas
ketiga, adanya pencurahan perhatian kepada salah seorang anak di antara anak-anak yang lainnya.
Ketika seorang anak melakukan suatu kebaikan dipuji setinggi langit, sementara ketika anak lainnya melakukan suatu kebaikan tiada kata-kata pujian yang terucap. Namun ketika anak tersebut melakukan sebuah kesalahan justru kata-kata cemooh yang muncul.
keempat, mengasihi dan mentolelir anak yang paling disukai, sekalipun dia berbuat keburukan maupun kesalahan. Sedangkan anak yang lain dihukum, dicemooh meski mereka melakukan satu kesalahan kecil dan tidak fatal.
kelima, keberadaan anak di lingkungan yang tidak tepat.
keberadaan anak di lingkungan yang kaya dan serba mewah. sementara ia sendiri berada dalam keadaan serba kekurangan dan keprihatinan. Keberadaan anak dilingkungan yang cerdas dan pintar , sementara ia sendiri kemampuan nya pas-pasan.
itulah beberapa faktor yang bisa memungkinkan munculnya sifat dengki dan hasud dalam diri anak-anak baik di rumah maupun di lingkungan pendidikan formal ( sekolah ).
Dari beberapa faktor tersebut, sebenarnya bisa kita ambil garis besar bahwa munculnya sifat dengki dan hasud pada diri anak-anak disebabkan oleh adanya KETIDAKADILAN. Ketidak adilan dalam perlakuan, ketidakadilan dalam pemberian, ketidakadilan dalam kenyataan hidup [ menurut kacamata berpikir mereka , seperti : kakaknya yang kuliah setiap kali berangkat kuliah diberi uang saku Rp.20.000, sedangkan adiknya yang kelas 5 SD diberi uang saku Rp.5000 . ini tidak adail menurut pandangan mereka, meski dalam pandangan orang dewasa ini adalah sesuatu yang adil ] bisa mendorong tumbuh suburnya sifat dengki dan hasud .Siswa yang selalu maju ke depan kelas, menjawab pertanyaan guru tentu akan menilai tidak adil ketika gurunya memberikan nilai yang sama 75 antara dia dengan siswa lain yang dikenal pasif [ tidak pernah maju ke depan kelas, tidak pernah bertanya , tidak pernah menjawab pertanyaan ]