Saturday 25 May 2013

Pengantar/Mengenal Fotografi



sekedar gambaran, segemgam gambaran, apa yang nanti akan dilakukannnya dengan kamera itu dan apa yang ingin diperolehnya dari kamera tersebut.
Gambaran dan gambaran ini, baik dalam bentuk awal yang sederhana, sesaat terlintas dibenak untuk membeli kamera tersebut, atau bila nanti setapak demi setapak akan berkembang dan menuntut lebih banyak, merupakan landasan pokok penentu arah yang akan diambil serta tujuan yang dikehendaki untuk dicapai, sekaligus usaha-usaha apa yang seharusnya dilakukan.
            ARAH dan TUJUAN ini hendaknya dikaji mulai awal kita menampakkan diri dalam dunia fotografi ini sehingga akan menghindarkan kita dari pembuangan energi dan materi secara sia-sia dengan jeprat-jepret yang tak menentu.

            SEHUBUNGAN dengan itu semua alangkah tepatnya sasaran yang menganjurkan para calon penggemar fotografi sebelum melangkahkan kakinya lebih dahulu bertanya pada diri sendiri:

WHY DO YOU WISH TO PHOTOGRAPH?

WHAT DO YOU WISH TO PHOTOGRAPH?

SEBAB, ini nanti yang akan menentukan :

HOW DO YOU TAKE THE PHOTOGRAPH?

SECARA UMUM, Seseorang dapat terlibat atau melibatkan diri dalam dunia fotografi dengan dorongan-dorongan antara lain sebagai berikut :

A. Untuk sekedar memperoleh REKAMAN PERISTIWA-PERISTIWA.
Dalam kelompok ini dapatlah diketengahkan misalnya :
Foto perkawinan/ ulang tahun dan foto keluarga lainnya, yang notabenenya akan menarik bagi anggota keluarga yang bersangkutan serta relasi-relasi dekat ; foto-foto pesta upacara dan lain-lain, dimana ketrampilan teknis dasar saja sudahlah memadai.
B.  BAHAN-BAHAN INFORMASI
     Foto-foto berita, yang terutama menekan motto : SEBUAH GAMBAR BERNILAI RIBUAN KATA-KATA. Untuk memperolehnya jelas dibutuhkan pula usaha yang sedikit berlebih, sekedar ketrampilan teknis dasar saja tentunya belumlah cukup.
C. Kebutuhan akan DATA-DATA tertentu yang melengkapi usaha atau kerja pokok. Ketajaman pengutaraan – kejelasan, menjadi tujuan utama dari foto-foto jenis ini.


D. Untuk keperluan-keperluan PROMOSI.
Antara lain foto-foto iklan, foto-foto dalam brosur wisata, foto fashion. Dibuat semenarik mungkin mengingat fungsi dan tujuannya, kalau perlu malah dibuat sedemikian rupa sehingga lebih menarik dari asal.
E. Hanya melulu mencari KESENANGAN  (HIBURAN) saja.
Kebutuhan yang bersifat pribadi sekali, tergantung dari kadar keseriusan masing-masingnya.
F. EXPRESI DIRI
Makin hari makin banyak saja orang yang berpendapat bahwa fotografi adalah merupakan media expresi diri yang murah dan efektif. Hamper tiap obyek yang ditemui dapat difoto dengan berbagai macam cara dan pendekatan serta dapat disajikan kembali dalam seribu satu hasil yang berbeda dalam waktu yang relative singkat.
Masing-masingnya dapat mengungkapkan kesan pribadi yang berlainan. Penggunaan KESAN PANDANGAN, PIKIRAN adalah arah tujuan mereka-mereka ini.

KEMUDIAN, dengan mempergunakan dorongan-dorongan di atas sebagai landasan, kita mencoba untuk mempersempit arah pandang, sehingga memperoleh pegangan praktis dalam mencapai tujuan akhir.


DOMUMENTATIF – kah ?
ILUSTRATIF – kah ?
INTERPRETATIF – kah ?


TIGA hal praktis yang sering dipergunakan untuk menilai berhasil tidaknya sebuah foto adalah :
  1. TKNIK (ketrampilan mempergunakan peralatan)
  2. ARTISTIK (rasa keindahan yang dapat ditampilkan)
  3. ISI (arti/ makna/ cerita/ kesan yang diungkapkan)

Masing-masingnya dada dalam kadar yang berlainan sesuai dengan sifat foto itu sendiri.

FOTO-FOTO YANG BERSIFAT DOKUMENTATIF.

Dengan arah yang sangat terbatas, yaitu yang berkaitan dengan apa atau siapa yang tertera di dalam fotoitu, jeas tidak membutuhkan rasa keindahan yang tinggi. Lebih-lebih dalam hal ISI (dalam artian fotografis) dapat dikatakan : nol.
Ketepatan penerapan TEKNIK
Mampu menghasilkan foto yang jelas da terang. Diusahakan tampak seperti apa adanya.


MEMPERHATIKAN HAL-HAL PALING PRIMER :
Ă¼            MANFAATKAN BIDANG FILM SEEFEKTIF MUNGKIN.
Ă¼            HINDARI BENDA-BENDA SEKELILING dan yang ada di LATAR BELAKANG yang sekitarnya dapat mengganggu.
Ă¼            GARIS-GARIS VERTIKAL hendaknya diusahakan terekam dan tersajikan VERTIKAL pula.
Ă¼            Kalau ada HORISONTAL jangan MIRING.
Ă¼            OBYEK-OBYEK jangan bertumpukan satu sama lain. Jangan biarkan ada cabang pohon mencuat dari kepala obyek anda.
Ă¼            JANGAN SEMBARANG POTONG ; sajikan obyek dalam bentuk “UTUH”.

HANYA ITU, dan foto dokumentatif anda sudah boleh dikatakan BAIK dan MENARIK (untuk orang-orang tertentu yang ada sangkut pautnya dengan foto itu sendiri).

FOTO-FOTO YANG BERSIFAT ILLUSTRATIF.

Foto-foto ini mempunyai arah ruang lingkup yang lebih luas public secara umum. Ambil sebagai missal foto-foto yang tertampang dimajalah-majalah hiburan, brosur-brosur pariwisata, brosur-brosur promosi dan lain-lain. Dengan demikian tuntutan persyaratan haruslah lebih berat. Kreatifitas seorang pemotret mulai diuji.

Ketepatan penerapan teknik yang menghasilkan foto-foto yang jelas dan terang, tajam serta cemerlang saja belumlah cukup untuk membuatnya benar-benar menarik, demikian pula kalau hanya sekedar berpegang pada hal-hal primer seperti diungkapkan terdahulu.

ISI mulai mengambil bagian, yang terdapat berupa kesan atau pesan ataupun sekedar menggerakkan hati, harapan, atau ajakan untuk ikut bersama menikmati sesuatu, membeli sesuatu.
ARTISTIKA diberi porsi yang lebih besar.
Hokum-hukum KOMPOSISI mulai dipegang dan diteapkan.
TEKNIK-TEKNIK KHUSUS mulai dicari.
Cara penyajian juga dipertimbangkan.

FOTO-FOTO YANG BERSIFAT INTERPRETATIF.

Foto jenis ini umumnya merupakan sepenuhnya EXPRESI DIRI seorang pemotret, katakanlah UNGKAPAN JIWANYA. Perhatian utama, dengan demikian terletak pada I S I, yang boleh jadi berupa ungkapan perasaan terhadap sesuatu hal atau kejadian tertentu, ataupun pandangan, buah pikiran dan lain sebagainya.
Untuk mencapai hasil yang efektif sering kita jumpai norma-norma artistika yang dilanggar/ dokorbankan, begitu pula hal-hal teknis yang dimanipulasi sedemikian rupa untuk mencapai hasi pengaruh efek yang maksimal. Tidak jarang kita jumpai foto yang sengaja dibuat tanpa ada bagian-bagian yang tajam dan terang semuanya kabur, remang-remang dan suram, untuk mengutarakan, misalkan kemuraman atau misteri.

KERJA SENI, memang sering begitu!

Dari uraian di atas, diharapkan sudah mulai terbentuk gambaran yang cukup nyata tentang arah dan tujuan, apa yang mungkin ingin kita capai dalam dunia fotografi ini.
ARAH dan TUJUAN ini, pada gilirannya akan menentukan KADAR USAHA yang diperlukan untuk mencapainya.