Sunday, 19 May 2013

SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA

SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA
oleh: WS.Rendra

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenanglah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan
Kita tidaklah sendiri dan trasing dengan nasib
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
Suka duka kita bukanlah istimewa

Karna stiap orang mengalaminya
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengadu
Hidup adalah untuk mengolah hidup
Bekerja membalik tanah memasuki rahasia langit dan samodra, Serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas, karena tugas adalah tugas,
Bukannya demi sorga atau neraka,
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Karena sesungguhnya kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi kebelakang kemasa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya.
Lihatlah tahun-tahun kita penuh warna
Sembilan puluh tahun yang dibelai nafas kita
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
Melewatkan tahun-tahun lama yang porak-poranda
Dan kenanglah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum
senantiasa menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah karena bersandiwara
Bukan karena senyuman adalah suatu kedok
Tetapi karena senyuman adalah suatu sikap
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama, nasib, dan kehidupan.
Lihatlah sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok karena usia nampaknya lebih kuat dari kita,
Tetapi bukan karena kita telah terkalahkan.
Aku tulis sajak ini untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenanglah pula bahwa kita ditantang seratus dewa.