Oase di Tengah Jazirah
Buah karya : Abdul Wachid BS.Gajah-gajah abrohahkah yang kembali
menjeritkan kematian itu? Di Jazirah
di sebuah kota tua makkah : Tangis kelahiran itu
Pun nyaring ke pendengaran. Adzan semesta
kembali membuka dunia.
Lalu beribu –ribu sholawat para malaikat
menyingkap kelambu langit yang pekat.
Lalu burung-burung ababil berhamburan
menyemburkan kerikil. Adalah bara yang
bertumbuhan di kepala mereka.
Buah karya : Abdul Wachid BS.Gajah-gajah abrohahkah yang kembali
menjeritkan kematian itu? Di Jazirah
di sebuah kota tua makkah : Tangis kelahiran itu
Pun nyaring ke pendengaran. Adzan semesta
kembali membuka dunia.
Lalu beribu –ribu sholawat para malaikat
menyingkap kelambu langit yang pekat.
Lalu burung-burung ababil berhamburan
menyemburkan kerikil. Adalah bara yang
bertumbuhan di kepala mereka.
Tapi, bagi bayi Akhir Nabi Ia mengucap doa semata.
Gajah-gajah abrohahkah yang kembali mengepung
jazirah itu? Mata mereka nanar
mengincar dara-dara dan dinar.
Lalu merekapun runtuh hanya buat debu dan debu.
Sedang langit tunduk, sedang pohon-pohon
kurma merunduk, sedang kafilah onta pun tertunduk.
Di Jazirah, di kota tua Makkah.
Dari sebuah rumah yang mendekat pada Ka’bah
Dari rahim Bunda Siti Aminah : Nyaring
Ayat-ayat kelahiran itu ke pendengaran insan
Lalu kembali, mendekapkan langit pada bumi yang
Sepulang Isa , lima abad disumbat berhala.
( 15 abad lalu. Di Jazirah itu
Sekarang orang-orang tinggal terkenang).
Nabi dan Akhir Nabi pernah lewat lorong
lorong Makkah. Dan menggubah sejarah
dengan doa dan air mata yang terus membasah
“Muhammad, kekasih. Air matamu itu oase yang
menggenang di tengah Jazirah
dan untuk minuman umat”
(Tetapi kini mereka menutup pintu dan hati
bagi kasidah kelahiran
Dan sepi lagi mendesak di sini
Dan gajah-gajah abrohah itupun kian gemuruh
Dan menjarah kemari sepagi ini!)