Saturday 25 May 2013

Pidato Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad Saw

Pidato Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad Saw 

Sarana menyelami makna Perintah Sholat


Assalamu Alaikum wr.Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita sekalian.

Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.

Bapak dan ibu guru yang kami hormati
Seluruh Staf tata usaha yang kami hormati, dan
Anak-anakku semua yang bapak cintai

Mari sejenak kembali kita tengok, sekitar 14 abad yang lalu telah terjadi sejarah besar bagi kebaikan hidup manusia. Sejarah tersebut adalah peristiwa Isra' Mi'raj sebagaimana yang sedang kita peringati saat ini.


Saat itu Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di
Makkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluq, malaikat, manusia, dan jin. Semua itu ditempuh dalam sehari semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW.

Momentum Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekah ke
Masjidil Aqsa di Palestina kemudian naik ke Sidratul Muntaha adalah peristiwa yang sangat fenomenal dalam sejarah umat Islam.

Mengapa demikian? Karena dari peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah ibadah wajib, yakni sholat lima waktu yang langsung dari Allah SWT.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Anak-anakku semua yang di cintai Allah,
Sholat tentu sudah melekat dalam keseharian kita sebagai umat Islam. Perintah sholat ini sebagaimana langsung diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat Islam.

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).

Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit.

Ada 4 golongan manusia dilihat dari sikapnya dalam melaksanakan Shalat.
Golongan pertama, adalah golongan manusia yang tidak menjalankan Shalat, dan (serta) ingkar akan hukum Shalat itu wajib.

Golongan ini adalah golongan paling berbahaya dimuka bumi. Mereka tidak menjalankan shalat dan menganggap shalat itu tidak wajib dan tidak berdosa ketika meninggalkan shalat tanpa udzur apapun. Para jumhur ulama menghukumi masalah ini adalah (kaafiruun) atau kafir.

Golongan kedua, adalah golongan manusia yang tidak menjalankan Shalat, tetapi dia sadar akan dosanya meninggalkan Shalat serta tetap meyakini bahwa Shalat itu wajib.

Golongan ini biasanya berdalih malas, atau sibuk akan pekerjaan sehingga mereka meninggalkan shalat . Akan tetapi mereka juga manganggap shalat adalah wajib. Ciri-ciri umumnya adalah shalat bolong-bolong. Adapun para ulama berbeda pandangan tentang masalah ini. Namun mayoritas adalah menghukuminya Fasiq (berdosa, maksiat, orang yang menyimpang dari ajaran Allah).

Golongan ketiga, adalah golongan manusia yang mengerjakan Shalat, tetapi asal mengerjakan shalat saja. yang Penting Shalat.

Golongan ini mungkin adalah mayoritas yang dikerjakan umat muslim saat ini. Mengerjakan shalat, tetapi tidak tahu esensi nikmatnya shalat. Asal mengerjakan shalat untuk menggugurkan kewajiban waktu shalatnya. Banyak alasan kenapa mental umat Islam banyak yang beraliran yang penting shalat, pekerjaan bisa jadi alasan utama.

Karena terbentur pekerjaan, seseorang bisa shalat secepat kereta Argo Bromo.
Takbiratul Ikhram, Wuss! Salam. Golongan ini juga seringnya mepet-mepet waktu shalatnya, dhuhur jam 2, ashar jam 5, maghriban setengah tujuh, dst.

Golongan keempat, adalah golongan manusia yang mengerjakan Shalat, dan merasakan nikmatnya Shalat, atau berprinsip Shalat itu Penting.

Bahwa Shalat adalah kebutuhan, golongan ini meyakini bahwa orang akan beruntung karena mengerjakan Shalat, orang akan selamat karena mengerjakan shalat, dan orang akan kaya karena mengerjakan shalat. Maka ketika adzan berkumandang golongan ini nampak sumringah menyambutnya. Berbeda dengan golongan yang penting shalat, golongan shalat itu penting mengibaratkan kebutuhan shalat adalah kebutuhan pokok layaknya makan.

Ciri dari golongan ini adalah ke khusyukan dan ketenangan shalatnya, memperhatikan bacaan demi bacaan shalat, serta tuma'ninah dalam gerakannya.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Anak-anakku semua yang di rahmati Allah,
Pertanyaan Kita untuk diri sendiri adalah termasuk kedalam kategori yang mana diri kita?

Evaluasilah sejenak bagaimana keberadan sholat kita. Kitalah yang tahu persis semua itu. Apabila memang sholat kita belum benar sebagaimana mestinya, bila sholat yang kita lakukan ternyata begitu berat dan bukan menjadi sebuah kenikmatan. Maka hati-hatilah, ada yang harus diperbaiki dalam keimanan kita.

Semoga apa yang telah saya sampaikan dapat direnungkan bersama sehingga kita bisa semakin semangat melakukan sholat dan semakin merasakan nikmatnya melakukan sholat.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Assalamu alaikum wr. wb.