TEMPAT MENAHAN AIR MATA (Arya Dwi Pangga)
Sementara usia memamah nyawa
Kita coba jadi orang-orang riang
Terbahak dirumpun lobak sawi
Pada kepal nasi dilicin daun pisang
Minyak sambal dan butir-butir rimbang Kita santap jerih menjangkul bumi
Kenangan itu, kini berkali-kali mengusik perantauanku
Mencangkungi ubun-ubun
Menumbuk sunyi ditempurung kepala
Kiranya telah sampai kabarnya padamu
Disinilah, pada liang tulang paling dingin antara selaput gendang dan ratina
Aku telah terbiasa menahan air mata
Sementara usia memamah nyawa
Kita coba jadi orang-orang riang
Terbahak dirumpun lobak sawi
Pada kepal nasi dilicin daun pisang
Minyak sambal dan butir-butir rimbang Kita santap jerih menjangkul bumi
Kenangan itu, kini berkali-kali mengusik perantauanku
Mencangkungi ubun-ubun
Menumbuk sunyi ditempurung kepala
Kiranya telah sampai kabarnya padamu
Disinilah, pada liang tulang paling dingin antara selaput gendang dan ratina
Aku telah terbiasa menahan air mata