Syair Cinta Arya Dwipangga kepada Nari Ratih
bianglala atas kurawan
serupa lengkung indah
bibir sang rupawan
sekuntum cempaka bersila
menawan taman sari manguntur
duhai gulita, ingin kubawa semerbak
bersama binar chandra kartika
bianglala kembali
kibas angin pada ilalang
sudahi buruk mimpi
lalu kupahat
puja pada batas tugu
beserta maaf
burungburung terbang telanjang
terpeluk lengkung bianglala senja
lalu kemanaku?
lakuku tersembunyi angkuhmu
nari ratih yang karang
adaku selaksa angin
hingga langit belah
sunggingmu masih dalam mimpi
desa hingga desa jauh kucari
kelanaku usai pada candi walandit
Syair Cinta Arya Dwipangga kepada Meishin
Burung merak melayang menyelinap ke istana awan……………
Ditahtanya di rentangkan sayap……………
Dari dadanya semburat sinar rembulan……………
kidung pamumkas
bianglala atas kurawan
serupa lengkung indah
bibir sang rupawan
sekuntum cempaka bersila
menawan taman sari manguntur
duhai gulita, ingin kubawa semerbak
bersama binar chandra kartika
bianglala kembali
kibas angin pada ilalang
sudahi buruk mimpi
lalu kupahat
puja pada batas tugu
beserta maaf
burungburung terbang telanjang
terpeluk lengkung bianglala senja
lalu kemanaku?
lakuku tersembunyi angkuhmu
nari ratih yang karang
adaku selaksa angin
hingga langit belah
sunggingmu masih dalam mimpi
desa hingga desa jauh kucari
kelanaku usai pada candi walandit
Syair Cinta Arya Dwipangga kepada Meishin
Burung merak melayang menyelinap ke istana awan……………
Ditahtanya di rentangkan sayap……………
Dari dadanya semburat sinar rembulan……………
kidung pamumkas